Serang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Banten berencana menata daerah aliran sungai di wilayahnya untuk mengurangi risiko banjir pada musim penghujan.
Saat meninjau Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibanten di Sempu, Kota Serang, Rabu, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan bahwa banjir yang melanda bagian wilayah Kota Serang pada Selasa (1/3) di antaranya terjadi karena sedimentasi dan penyempitan Sungai Cibanten.
Pendangkalan dan penyempitan sungai, menurut dia, antara lain terjadi karena masih banyak warga yang membuang sampah ke sungai.
Wakil Gubernur juga mengemukakan pentingnya penataan bangunan tempat tinggal di daerah bantaran sungai dalam upaya mengatasi masalah banjir.
"Lihat itu, masa sampai ada bangunan yang menjorok, nyaris berada di badan sungai," kata Andika saat meninjau DAS Cibanten di Sempu.
Andika meminta Pemerintah Kota Serang selaku pihak yang berwenang memberikan izin mendirikan bangunan menertibkan pembangunan permukiman dalam penataan DAS Cibanten.
Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah provinsi sedang menunggu perencanaan penataan DAS Cibanten yang sedang disiapkan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC3).
"Kan sudah masuk dalam perencanaan dan penganggaran pihak BBWSC3 soal penataan Cibanten ini. Nanti saat tiba waktu pelaksanaan pengerjaannya kami dan Pemkot Serang yang akan mengawal terkait penertiban lahannya," kata Andika.
Sebelum meninjau DAS Cibanten bersama Wali Kota Serang Syafrudin, Wakil Gubernur didampingi oleh Kepala BBWSC3 I Ketut Jayada meninjau Bendungan Sindangheula.
Kepada Wakil Gubernur, I Ketut Jayada menerangkan bahwa malam hari sebelum banjir melanda bagian wilayah Kota Serang, hujan dengan intensitas tinggi turun di wilayah Kota Serang serta bagian hulu Sungai Cibanten di Kabupaten Serang dan Pandeglang.
"Curah hujannya mencapai 243 mm dengan durasi yang sangat lama, dan ini yang disebut dengan hujan kala ulang yang siklusnya 200 tahunan. Ini luar biasa sekali," katanya.
Menurut dia, hujan deras membuat volume air Bendungan Sindangheula bertambah menjadi sekitar dua juta kubik lebih banyak dari kapasitas maksimum bendungan sebesar sembilan juta kubik dan kelebihan air itu secara alami mengalir ke Sungai Cibanten.
"Masalahnya Sungai Cibanten kondisinya mengalami penyempitan dan sedimentasi sehingga tidak mampu secara aman mengalirkan kelebihan daya tampung Bendungan Sindangheula yang sebesar dua juta kubik tersebut ke wilayah hilir Sungai Cibanten di perairan Kota Serang dan Kabupaten Serang," katanya.
Dia juga menekankan pentingnya penataan daerah aliran sungai untuk mengurangi risiko banjir.
"Nanti kalau sudah kita tata, mari kita jaga sungai bersama-sama. Jadikan sungai itu sebagai beranda, sebagai teras depan rumah, sehingga kita ingin mempercantik dan menjaganya terlihat baik," katanya.
Baca juga:
2.298 rumah warga terdampak banjir di Kota Serang
BNPB: Dua warga meninggal saat banjir melanda Kota Serang
Pewarta: Mulyana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022