India semakin tidak nyaman dengan posisi yang diambil Rusia, tapi sangat sulit untuk menyuarakannya secara terbuka

New Delhi (ANTARA) - Kelompok oposisi di India menekan pemerintah untuk mengutuk invasi Rusia di Ukraina pada Rabu, sehari setelah seorang mahasiswa India tewas dalam serangan roket di kota Kharkiv.

India belum mengkritik negara pemasok senjata mereka itu secara terbuka, selain mendesak kedua pihak yang bertikai untuk menghentikan perang. Sikap India itu membuat frustrasi di antara sekutu-sekutu dekatnya, termasuk Amerika Serikat.

Ribuan pelajar India masih terjebak di Ukraina, memicu seruan kepada pemerintah untuk menekan Rusia agar membantu upaya evakuasi.

"Pemerintah India harus menghentikan tindakan keseimbangan secara verbal dan secara tegas meminta agar Rusia menghentikan segera pengeboman kota-kota penting di Ukraina," kata P. Chidambaram, anggota parlemen dari partai oposisi Kongres, di Twitter.


Baca juga: Daftar pabrikan otomotif yang terdampak konflik Rusia-Ukraina

India abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB yang mengutuk invasi Rusia pekan lalu, meskipun akhir-akhir telah berubah sikap secara halus.

Perdana Menteri Narendra Modi "menekankan pentingnya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara-negara" saat berbicara lewat panggilan telepon dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, menurut pernyataan kementerian luar negeri India, Selasa malam.

India secara diam-diam mengambil sikap kritis dengan Presiden Rusia Putin, kata seorang sumber di kemlu India.

Rusia telah lama mendukung India secara internasional pada sejumlah isu penting, termasuk Kashmir, wilayah yang dipersengketakan oleh India, Pakistan dan China. Rusia juga menjadi pemasok utama peralatan militer India.


Baca juga: Ukraina minta dukungan Indonesia

New Delhi selama beberapa dekade telah berupaya mengurangi ketergantungan pada senjata buatan Rusia, sambil menjaga hubungan dekatnya, untuk mencegah Rusia lebih mendekat ke rivalnya di Asia, China.

"India semakin tidak nyaman dengan posisi yang diambil Rusia, tapi sangat sulit untuk menyuarakannya secara terbuka," kata Harsh Pant, analis pertahanan dan geopolitik di Observer Research Foundation, New Delhi.

Sekitar 60 persen peralatan militer India adalah buatan Rusia dan hubungannya dengan Moskow penting untuk memelihara peralatan dan ketersediaan suku cadang, kata Pant.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kabar Ukraina: Dari tepuk tangan Biden hingga deklarasi perang Prancis

Baca juga: Putin tanda tangani dekrit untuk memastikan stabilitas keuangan

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022