"Sesuai catatan, kapal ini tadi hanya mengangkut sebanyak 937 sepeda motor," kata petugas kapal Windu Karsa Pratama, Heri, di sela-sela memandu turunnya para penumpang mudik sepeda motor itu.
Dia menjelaskan, ketika berlayar dari pelabuhan Merak Provinsi Banten pada Sabtu pukul 02.00 WIB, kapal itu mengangkut penumpang mudik khusus menggunakan sepeda motor sebanyak 937 unit, namun baru tiba di Pelabuhan Bakauheni sekitar pukul 06.00 WIB.
"Sepeda motornya saja ada 937 unit, kalau jumlah penumpangnya rata-rata dikalikan dua atau dua kali lipat, karena umumnya berboncengan dan ada beberapa yang membawa anak kecil," kata Heri.
Petugas kapal Windu Karsa Pratama itu juga menjelaskan bahwa sandarnya kapal itu pada Sabtu pagi molor dari jadwal yang normal, karena harus menunggu giliran selesainya bongkar-muat di Pelabuhan Bakauheni sehingga harus berhenti di tengah laut.
"Normalnya perjalanan kapal feri rute Merak- Bakauheni sekitar dua jam, namun kali ini sekitar empat jam karena harus menunggu giliran bongkar-muat di Bakauheni," katanya.
Heri menambahkan meski saat berlayar dari Merak ke Bakauheni kapal Windu Karsa hanya mengangkut pemudik khusus sepeda motor, namun saat kembali dari Bakauheni menuju Merak mengangkut campuran, baik penumpang pejalan kaki, bus, sepeda motor, maupun sejumlah truk khusus yang mengangkut sembako.
Sementara itu, hasil pemantauan di lapangan menunjukkan, turunnya hampir 1.000 unit sepeda motor para pemudik dari kapal Windu Karsa itu menarik perhatian, terutama para calon penumpang yang akan naik kapal.
Hal itu juga menarik perhatian wartawan media cetak, elektronik, serta media online yang meliput kegiatan pelayanan angkutan arus mudik menjelang Idul Fitri 1432 H itu.
Sesuai catatan, waktu bongkar sepeda motor itu memakan waktu sekitar 20 hingga 25 menit, dan mereka harus antre menuju pintu keluar, setelah mereka keluar baik dari lantai bawah maupun lantai dua kapal tersebut.
Banyaknya sepeda motor yang keluar menuntut pengawasan ekstra dari para petugas kapal untuk memandu mereka agar bisa keluar secara tertib, dan terhindar dari hal-hal yang bisa membahayakan keselamatan mereka.
Bahkan hambatan sempat terjadi ketika ada beberapa sepeda motor yang mendadak mogok/mati mesin saat melintasi pintu keluar kapal, maka beberapa petugas harus membantu mendorongnya keluar kapal agar tidak menghalangi pemudik lain di belakangnya yang akan keluar.
Meski para pemudik itu nampak lelah setelah pelayaran selama empat jam di kapal, mereka terlihat tetap semangat dan saling berebut keluar kapal lalu memacu kecepatan kendaraannya setibanya di daratan untuk meneruskan perjalanan ke tempat tujuan masing-masing.
Suasana perjalanan pemudik sepeda motor di Jalan Lintas Sumatera Bakauheni menuju Kota Bandarlampung berjalan cukup lancar, meski pada tahun ini tidak ada pengawalan khusus dari aparat kepolisian kepada mereka seperti halnya tahun-tahun lalu.
(M023/H009)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011