New York (ANTARA News) - Harga minyak naik tipis pada Jumat waktu setempat karena berita industri sedikit dan pidato tidak menjanjikan tentang prospek ekonomi AS dari ketua bank sentral Ben Bernanke, serta badai besar sedang melaju menuju pantai timur AS.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik tujuh sen menjadi 85,37 dolar AS per barel, tidak jauh dari posisi awal pekan ini.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk Oktober naik 74 sen menjadi mantap pada 111,36 dolar AS per barel.

Badai Irene kian mendekat menyerang pantai timur AS, termasuk kota New York dan wilayah di koridor timur laut di mana banyak kilang berada, juga tampak meninggalkan pedagang tak terpengaruh, lapor AFP.

"Pantai timur AS adalah rumah bagi sekitar 3,0-5,0 persen dari total kapasitas kilang negara itu dan pusat pengiriman untuk perdagangan bensin berjangka AS sehingga badai akan mendukung harga minyak dalam waktu dekat," kata Nick Trevethan, ahli strategi komoditas senior ANZ Research.

"Hampir 1,4 mbd (juta barel per hari) kapasitas penyulingan dapat ditemukan pada berbagai perairan Philadelphia dan New Jersey, membangkitkan kekhawatiran bahwa fasilitas akan mengalami efek melumpuhkan badai Katrina dan Rita pada operasi Pantai Teluk karena banjir dan kerusakan," kata JPMorgan dalam sebuah catatan penelitian.

"Meskipun perbandingan, dampak dari badai akhir pekan ini kemungkinan akan kurang parah dari 2005."

Sementara Bernanke banyak mengecewakan dengan tidak memberikan petunjuk program stimulus baru ekonomi dalam pidato tahunan pada sebuah pertemuan para bankir bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, pasar ditenangkan dengan pengumuman bahwa Fed akan memiliki dua hari pembicaraan tentang pilihan-pilihannya pada 20-21 September.

"Stimulus masih di atas meja, dan itu memberikan beberapa harapan kepada pasar bahwa akan ada suntikan lagi untuk merangsang ekonomi," kata Matt Smith dari Summit Energy.

"Itulah mengapa kita melihat rally pada ekuitas dan kelemahan dalam dolar," dia menambahkan. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011