Seorang juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mengatakan, ia tidak bisa mengkonfirmasi apakah warga sipil tewas namun beberapa gerilyawan termasuk diantara yang tewas dalam operasi Kamis tengah malam di provinsi Logar, lapor AFP.
Kepala kepolisian Logar Ghulam Sakhi Rogh Lewani mengatakan, operasi itu ditujukan pada seorang komandan Taliban yang diburu dengan imbalan hadiah bagi penangkapannya, yang dikenal sebagai Qari Hijran, namun menewaskan sejumlah warga sipil.
"Empat militan Taliban tewas, demikian juga tiga prajurit Afghanistan dan enam orang dari satu keluarga selama insiden itu," katanya.
Mohammad Rahim Amin, pejabat tinggi di distrik Baraki Barak tempat operasi itu dilancarkan, mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika seorang guru setempat menerima komandan itu di rumahnya.
Seorang juru bicara ISAF di Kabul mengatakan, ia bisa mengkonfirmasi sejumlah gerilyawan tewas dalam operasi itu namun tidak bisa memastikan apakah warga sipil termasuk diantara korban yang tewas, dan pasukan asing masih menyelidiki hal itu.
Pasukan asing sering dituduh membunuh warga sipil dalam operasi mereka di Afghanistan -- satu masalah sangat kontroversial yang menjadi perselisihan antara pasukan asing dan Presiden Hamid Karzai serta warga sipil Afghanistan.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011