Abuja (ANTARA News) - Ledakan bom bunuh diri mengguncang gedung PBB di Abuja, ibu kota Nigeria, Jumat, menewaskan sedikitnya 18 orang, memerangkap beberapa orang dan menghancurkan sebagian besar bangunan itu, kata sejumlah pejabat.
Beberapa saksi melaporkan, bom itu meledak setelah seorang tersangka menerobos pengamanan dan menabrakkan mobilnya ke bangunan tersebut.
Belum ada klaim tanggung jawab segera atas serangan itu, namun sebuah sekte muslim yang dikenal sebagai Boko Haram dituduh melancarkan puluhan pemboman dalam beberapa bulan ini.
"Sejauh ini kami menemukan 18 korban tewas dan delapan orang cedera," kata Mike Zuokumor, kepala kepolisian untuk Wilayah Ibu Kota Federal yang mencakup Abuja, kepada wartawan.
"Itu sebuah mobil Honda Accord. Penyerang bunuh diri tewas seketika pada saat bom itu menghancurkan tubuhnya menjadi tiga bagian. Saya tidak bisa mengatakan berapa banyak orang yang masih berada di dalam bangunan itu. Operasi penyelamatan masih terus dilakukan," katanya.
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mengutuk keras serangan itu dan mengatakan, diperkirakan ada "banyak" korban. Ban mengatakan, staf dari 26 departemen dan badan PBB berada di dalam bangunan itu.
"Ini serangan terhadap orang-orang yang mengabdikan hidup mereka untuk orang lain," katanya. "Kami mengutuk keras tindakan keji ini."
Pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai misi pemeliharaan perdamaian di seluruh dunia dimulai dengan pengheningan cipta untuk menghormati korban dalam serangan itu.
Ban, yang dua bulan lalu berada di bangunan yang dibom itu, mengatakan, ia akan segera mengirim Deputi Sekretaris Jendral PBB Asha-Rose Migiro dan Kepala Keamanan PBB Gregory Starr ke Nigeria.
Ia juga akan segera berbicara dengan Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, yang juga mengutuk pemboman itu dan berjanji memburu orang-orang yang mendalanginya.
Seorang personel keamanan yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, "banyak yang tewas" dalam pemboman itu.
Sejumlah koresponden AFP melihat korban-korban cedera dibawa dari bangunan itu, beberapa orang dengan kepala berdarah-darah. Sejumlah korban tampaknya tidak memiliki harapan hidup, namun tidak jelas apakah mereka tewas.
Seorang staf PBB mengatakan, orang-orang terperangkap di dalam bangunan yang mengalami kerusakan parah itu.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi. Banyak orang masih terperangkap di lantai-lantai atas dan kami memerlukan derek untuk membawa turun orang," kata staf PBB yang tidak bersedia disebutkan namanya itu setelah ledakan tersebut.
Dua derek kemudian dibawa ke lokasi kejadian dan petugas penyelamat berusaha membebaskan orang-orang yang terperangkap di lantai-lantai atas.
Bangunan PBB itu terletak di kawasan diplomatik Abuja, tidak jauh dari Kedutaan Besar AS.
Pengamanan biasanya sangat ketat dan kendaraan non-PBB umumya tidak diizinkan mendekati pintu gerbang gedung PBB.
Sekte Boko Haram meluncurkan pemberontakan pada 2009 namun ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan ratusan orang. Kelompok itu tidak aktif selama sekitar setahun sebelum bangkit lagi pada 2010 dengan pembunuhan personel keamanan dan politikus, serta pemimpin-pemimpin masyarakat dan agama. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011