Bakauheni (ANTARA News) - Ratusan pemudik masih enggan melakukan perjalanan ke tempat tujuan mereka setelah tiba di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Jumat malam hingga Sabtu dini hari.
"Saya pulang ke Tanjungbintang, Lampung Selatan. Tidak ada lagi kendaraan malam ini menuju ke sana. Karena itu, menunggu agak pagi," kata Sukamto, yang bekerja di Jakarta, di Pelabuhan Bakauheni, Sabtu dini hari.
Ia menjelaskan, perjalanan menuju kampungnya yakni menggunakan bus jurusan Bakauheni-Rajabasa, namun turun di Terminal Panjang dan melanjutkan menggunakan angkutan lain.
"Kalau dari Bakauheni ke Panjang banyak angkutan, persoalannya ketika menuju Tanjungbintang, tidak ada angkutannya," terang dia.
Pemudik lainnya, Anita yang akan pulang ke Kecamatan Wawaykarya, Lampung Timur beserta tiga rekannya pun bermalam di Bakauheni dengan alasan serupa dengan Sukamto.
"Takut kalau sampai kemalaman di Rajabasa karena tidak ada bus yang langsung ke Lampung Timur. Kalau pun ada tidak berani lah," kata dia, yang juga bekerja di Jakarta.
Karena itu, ia memilih bermalam di Bakauheni sambil melepas lelah sehingga perjalanan di pagi hari lebih segar.
Sementara itu, pantauan di beberapa lokasi yang disediakan pihak PT ASDP Cabang Bakauheni untuk beristirahat, terlihat penuh oleh pemudik.
Mereka selain berbaring, tidur, juga duduk sambil berbincang sesama rekan atau sanak keluarganya guna menunggu waktu keberangkatan ke daerah tujuan.
Pihak ASDP Cabang Bakauheni menyediakan karpet panjang untuk alas bagi pemudik yang beristirahat dan tidak dipungut biaya.
"Kali ini lebih nyaman. Berbeda dengan setahun lalu, masih menggunakan koran bekas dan itu pun harus dibeli," ujar Hermansah, warga Tanggamus, yang baru pulang dari Tangerang Banten.
Namun, diantara pemudik tersebut masih enggan melanjutkan perjalanan ke Terminal Rajabasa dengan alasan keamanan jika tiba di sana pada dini hari.
Padahal, Wali Kota Bandarlampung Herman HN menjamin bahwa di Terminal Rajabasa aman sehingga tidak perlu lagi ada keraguan bagi pemudik untuk melanjutkan perjalanan ke sana. (T013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011