Jakarta (ANTARA News) - Hari terakhir perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Agustus 2011 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tipis.

IHSG BEI Jumat ditutup melemah tipis 2,65 poin atau 0,07 persen ke posisi 3.841,73. Indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga turun 0,67 poin atau 0,10 persen ke posisi 675,73 poin.

Frekuensi transaksi perdagangan saham tercatat sebanyak 85.367 kali, dengan volume perdagangan mencapai 2,548 miliar lembar saham senilai Rp2,890 triliun.

Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan hanya sebanyak 79 saham meningkat, 148 saham tertekan, dan 90 saham tidak bergerak harganya.

"Volume perdagangan relatif kurang ramai seiring di akhir pekan ini merupakan hari terakhir perdagangan sebelum libur panjang lebaran menjadi salah satu pemicu IHSG berada di area negatif," kata analis saham Samuel Sekuritas Christine Salim di Jakarta, Jumat.

Selain itu, lanjut dia, negatifnya bursa regional yang cukup lebar akibat pelemahan dari bursa AS tadi malam menjadi penahan indeks BEI untuk bergerak menguat pada akhir pekan ini.

"Bursa AS ditutup terkoreksi semalam seiring rilis data initial jobless claims yang lebih buruk dari ekspektasi dan sell off yang terjadi di bursa Jerman akibat pelarangan short selling di beberapa bursa Eropa," ujar dia.

Sementara di bursa regional diantaranya, indeks Hang Seng melemah 169,60 poin (0,86 persen) ke level 19.582,88, Indeks Nikkei-225 naik 25,42 poin (0,29 persen) ke level 8.797,78, dan Straits Times melemah 16,55 poin (0,63 persen) ke level 2.747,54.

Sementara, analis saham Milenium Danatama, Abidin menambahkan, indeks BEI berkorelasi dengan bursa Asia lainnya yang menyebabkan pelemahan serta kemungkinan disebabkan sentimen negatif libur panjang pada pekan depan.

Ia menambahkan, pelaku pasar asing yang mengambil posisi jual menjadi pendorong tertekannya bursa dalam negeri meski hanya tipis.

"Pelaku pasar asing yang keluar memberi dampak negatif pada bursa Indonesia. Investor asing mencatatkan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp469,953 miliar," ujar dia.

(T.KR-ZMF/B/B012/B012) 26-08-2011 17:00:46

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011