Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengatakan mekanisasi pertanian menjadi salah satu solusi menjaga stabilitas produksi di tengah perubahan iklim.
"Pemulihan ekonomi tahun ini masih menjadikan pertanian menjadi salah satu sektor penopang," ujar Pelaksana Tugas Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi di Bandarlampung, Selasa.
Di tengah upaya menjaga pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian, perlu juga memanfaatkan adanya mekanisasi pertanian guna menjaga stabilitas produksi.
"Mekanisasi pertanian ini penting jadi jangan sampai kita menunggu lama sampai panen habis baru di tanam tapi kita bisa majukan menjadi 2 minggu untuk tanam dengan memanfaatkan mekanisasi pertanian," katanya.
Melalui mekanisasi pertanian melalui penggunaan alat dan mesin pertanian pelaksanaan tiap tahap pertanian dari pengolahan lahan hingga penanganan produk pasca panen dapat lebih mudah.
"Tentu dengan penggunaan alat pertanian ini mempermudah kita agar bisa tetap berproduksi meski iklim berubah-ubah, jadi produksi pun stabil," ucapnya.
Dia menjelaskan, selain itu untuk menjaga produktivitas pertanian di daerahnya, akan pula dilakukan percepatan tanam dan menjaga luas tanam.
"Akan di jaga produksinya tahun ini, lalu luas tanam dan percepatan tanam juga akan dilakukan. Untuk penyaluran bibit dan pupuk akan memanfaatkan kartu tani agar lebih terintegrasi," ujarnya.
Diketahui Lampung menjadi salah satu daerah penghasil komoditas pertanian salah satunya padi yang pada tahun 2021 produksi padi Lampung mencapai 3,3 juta ton.
Dan pada tahun 2019 Lampung memiliki luas lahan baku sawah mencapai 361.699 hektare, sedangkan 86.000 hektare diantaranya merupakan lahan rawa yang dapat digunakan sebagai lahan pertanian.
Baca juga: Airlangga sebut padi gogo solusi ubah lahan kering jadi produktif
Baca juga: Lampung jalin kerja sama sektor pertanian dengan Jawa Timur
Baca juga: Lampung siap tingkatkan indeks pertanaman padi di tahun 2022
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022