Karakas (ANTARA News/AFP) - Presiden Venezuela Hugo Chavez pada Rabu menyatakan kedutaan Venezuela di Tripoli diserang dan benar-benar dirampok serta menuntut bahwa duta besar dan pegawainya dilindungi.

Chavez, sekutu setia pemimpin Libya Muamar Gaddafi, membuat pernyataan itu pada jumpa pers saat pertempuran berkecamuk di Tripoli antara pemberontak dengan sisa pasukan penguasa tersebut.

"Duta Besar Venezuela memastikan bahwa kedutaan kami di Tripoli diserang dan benar-benar dirampok," kata Chavez dalam jumpa pers dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

"Kami menuntut penghormatan terhadap duta besar dan semua petugasnya di sana," katanya.

Chavez adalah lawan pantang menyerah atas serangan udara persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO terhadap Gaddafi dan memperluas dukungan pribadinya kepada pemimpin Libya itu pada berbagai kesempatan selama enam bulan pemberontakan tersebut.

Keberadaan Gaddafi masih teka-teki sejak pemberontak menyerbu Tripoli pada pekan ini dan menguasai gugusnya di pusat kota tersebut.

"Mari kita berharap kegilaan ini dihentikan," kata Chavez, "Kesan saya adalah bahwa bencana Libya itu, tempat saudara memiliki hak hadir dan membuat sejarah, baru awal."

"Mereka menghancurkan negara itu dan bukan Gaddafi yang menghancurkannya. Negara itu dibakar dan bukan Gaddafi yang membakarnya. Itu kegilaan penjajah," katanya.

Venezuela dan Libya adalah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon pada Selasa minta kepala dewan pemberontak Libya memastikan bahwa sarana diplomatik di Tripoli dan tempat lain dilindungi.

"Sekretaris Jenderal menekankan keperluan persatuan bangsa, rujuk dan terbuka serta perlindungan sarana diplomatik," kata juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Farhan Haq kepada wartawan.

"Abdel Jalil meyakinkannya bahwa Dewan Peralihan Negara akan menangani masalah itu dengan sungguh-sungguh," katanya. Jalil adalah ketua Dewan Peralihan Negara (NTC).

Haq juga mengatakan bahwa Ban dijadwalkan mengadakan pertemuan di New York pada Jumat untuk membahas keadaan di Libya.

Ban pada Senin menyatakan pertemuan itu mencakup perwakilan keoompok, seperti, Afrika Bersatu, Liga Arab dan Eropa Bersatu.

Haq menyatakan utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pemulihan pasca-perang di Libya, Ian Martin, di Doha pada Selasa untuk melakukan pembicaraan dengan NTC tentang rencana membangun kembali Libya, dengan badan dunia itu diperkirakan memainkan peran utama.

Cina minta Perserikatan Bangsa-Bangsa memimpin upaya pasca-perang di Libya, kata kementerian luar negeri, saat Beijing menyeru peralihan politik mulus di negara Afrika Utara dilanda kekerasan itu.

Menteri luar negeri China Yang Jiechi juga minta Ban bekerja dengan badan lain di kawasan itu, seperti, Afrika Bersatu dan Liga Arab, untuk memulihkan ketertiban, kata pernyataan pemerintah.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa harus memainkan peran utama dalam pengaturan pasca-perang di Libya," kata Yang kepada Ban pada Selasa, menurut pernyataan kementerian luar negeri tersebut.

Persrikatan Bangsa-Bangsa harus memainkan peran utama dalam membangun kembali Libya sesudah kekerasan berlanjut sejak pemberontak mngusir Muamar Gaddafi dari kubunya di Tripoli, kata Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis.

"Kita bergerak ke pembangunan Libya pasca-perang, yang harus dilakukan secara khusus di bawah naungan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Alexander Lukashevich pada jumpa pers.
(B002/H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011