Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan libur panjang Isra Mi'raj pada 26-28 Februari 2022 berpotensi meningkatkan laju kasus COVID-19 di tengah situasi nasional yang melandai secara konsisten dalam 10 hari terakhir.
"Kita tahu liburan panjang akan selalu berpotensi terjadi peningkatan kasus. Kalau peningkatan kasus ini bisa ditanggulangi dengan baik, bisa dikendalikan, sehingga tidak menyebabkan lebih parah, tentunya ini masih dalam batas yang diamati bersama," kata Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari aplikasi Zoom di Jakarta, Selasa sore.
Nadia mengatakan sebanyak 14 provinsi mulai mengonfirmasi penurunan kasus harian di akhir Februari 2022, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.
Selain itu terdapat enam provinsi dengan angka kasus yang melandai secara konsisten dalam kurun waktu yang sama, di antaranya Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Gorontalo, Bengkulu dan Lampung.
Kemenkes juga mencatat dalam sepekan terakhir Februari 2022 sejumlah daerah mengalami penurunan harian positivity rate, di antaranya DKI Jakarta, Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah.
"Meski kita pantau masih ada beberapa provinsi di Jawa maupun di luar Jawa yang meningkat, tetapi secara agregat kita bisa melihat penanganan pandemi secara nasional terus membaik karena provinsi dengan kota-kota besar padat penduduk sudah melewati puncaknya dalam waktu yang cukup konsisten," katanya.
Penurunan kasus di berbagai daerah berpopulasi besar juga berkontribusi pada angka perawatan pasien di rumah sakit nasional yang mengalami tren penurunan.
Nadia yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI mengatakan posisi konfirmasi kasus harian tertinggi tercatat pada angka 64.718 kasus per hari, melebihi angka saat gelombang Delta mencapai 56.757 kasus. Tapi pada akhir Februari posisi konfirmasi kasus harian ada pada angka 25.054.
"Namun pasien yang dirawat di rumah sakit hanya sepertiga dari kasus perawatan di gelombang delta (Juli-Agustus 2021)," katanya.
Menyikapi potensi lonjakan kasus usai libur panjang karena mobilitas yang aktif, kata Nadia, masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala diimbau untuk melakukan isolasi mandiri, sementara untuk bergejala sedang hingga berat dapat mengakses pelayanan di rumah sakit.
Masyarakat juga perlu mengenal gejala COVID-19 secara dini untuk selanjutnya menempuh seluruh prosedur yang yang telah disediakan pemerintah.
"Yang paling penting isolasi, ini untuk menurunkan rantai penularan dengan sangat cepat. Kita perlu dukungan masyarakat, jangan sampai mundur kembali. Kita sedikit lagi akan selesaikan (pandemi) dengan kita masuk kondisi endemi," ujarnya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022