Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mempersiapkan perencanaan pembangunan 25 stasiun riset untuk pengelolaan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan dan bioprospeksi yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kita merencanakan membangun atau mengembangkan stasiun riset ini yang setelah lima tahun diharapkan jadi swakelola berbasis collaborative management (manajemen kolaboratif) oleh para periset yang bisa jadi nantinya banyak diisi oleh mahasiswa dari universitas dan pihak lain yang terlibat di dalamnya," kata Kepala Pusat Riset Biologi BRIN Anang S Achmadi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Anang menuturkan rencana pengembangan stasiun riset di 25 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia tersebut masih dalam proses persiapan dan inisiasi kolaborasi dengan para pemangku kepentingan yang terdapat di masing-masing kandidat lokasi stasiun riset, dari mulai unit pelaksana teknis kementerian/lembaga, akademisi, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat maupun masyarakat.
Pembangunan stasiun riset riset tersebut ditargetkan terlaksana pada 2023 atau 2024, sebagai pengembangan dalam pengelolaan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan di masing-masing daerah, dan sebagai implementasi dalam menjawab tantangan akan critical mass terkait riset dan inovasi.
Baca juga: BRIN dukung ekosistem riset dan inovasi kuat di G20
Baca juga: Indonesia dorong kemitraan riset keanekaragaman hayati di G20
Saat ini, BRIN telah melakukan identifikasi kebutuhan topik riset terkait dengan keanekaragaman hayati di masing-masing calon lokasi stasiun riset, serta potensi untuk bioprospeksi maupun aspek lainnya untuk dipertajam dalam kegiatan riset selama lima tahun ke depan, yakni pada periode 2023-2027.
Anang mengatakan nantinya stasiun riset yang ada di tiap lokasi akan dibangun sesuai dengan karakter daerah yang tentunya berbeda satu sama lain tergantung pada potensi unggulan daerah masing-masing.
Untuk itu, BRIN sedang menggali informasi terkait potensi dan karakter dari tiap daerah calon lokasi stasiun riset dan mengidentifikasi potensi daerah yang bisa dikembangkan.
"Nantinya kita berharap besar adanya economical impact (dampak ekonomi) dari kegiatan yang kita lakukan," ujar Anang.*
Baca juga: Untuk ekonomi hijau dan biru di G20, BRIN dorong pemanfaatan kehati
Baca juga: Rammang-Rammang kaya dengan keanekaragaman hayati
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022