Kupang (ANTARA News) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Sikka, Nusa Tenggara Timur, dr Asep Purnama, Sp.PD, mengatakan bahwa kasus rabies di Flores dan Lembata sudah mengkhawatirkan dan perlu peran serta semua komponen masyarakat untuk mencegah dan memberantasnya.
"Salah satu solusi untuk mengatasi kasus rabies di Flores dan Lembata sebenarnya sederhana yaitu anjing divaksinasi minimal 70 persen dari seluruh populasi yang ada dan yang annjingnya tidak mau divaksin, dieliminasi," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Kamis.
Selain vaksin dan atau eliminasi, katanya perlu upaya hukum yang lebih aktif dan tegas untuk meningkatkan disiplin dan kesadaran masyarakat termasuk penegakan hukum dari pihak pemerintah guna memberantas kasus rabies yang sudah masuk dalam kategori menahun.
Menurut dia, penegakkan hukum yang dimaksud itu harus menyeluruh kepaa masyarakat terutama para pemilik anjing, sehingga merupakan gerakan bersama yang terkonsep, terencana dan terus menerus.
"Jadi, untuk mewujudkan 'NTT bebas rabies' diperlukan upaya pemberantasan rabies yang terkonsep, terencana, dan dilaksanakan secara sistematik dengan melibatkan masyarakat dan kerja sama berbagai instansi terkait," katanya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, bertugas di RSUD dr. TC Hillers-Maumere Flores-NTT itu, mengatakan, upaya pencegahan yang diutamakan, bukan pengobatan.
"Untuk suksesnya upaya pencegahan perlu dilakukan penyuluhan dan himbauan seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat, jika himbauan tidak cukup maka hukum memang harus bicara. Jangan kita menunggu orang tergigit anjing rabies, baru kita kebingungan untuk mengupayakan pengobatan dan vaksin gratis," katanya.
Karena kalau hal ini terjadi, maka berapa rekening yang harus dibayar setiap kali ada kejadian luar biasa (KLB) rabies.
"Kenapa biaya yang digunakan untuk pengobatan tersebut tidak kita alokasikan untuk upaya pencegahan, misalnya vaksinasi anjing. Selama tidak ada upaya pemberantasan rabies yang terkonsep, terencana, dan dilaksanakan secara sistematik, generasi yang akan datang agaknya akan terus dihantui dengan 'kematian sia-sia'dan belum akan selesai mengeluarkan ongkos untuk biaya sosial yang sebetulnya tidak perlu.
"Belum cukupkah kita belajar dari kematian 120 saudara kita selama ini? Butuh berapa korban nyawa lagi agar kita lebih serius menangani rabies di propinsi NTT," katanya.
Menurut dia, langkah pertama untuk menyukseskan program pencegahan rabies di Flores adalah, setiap pemilik anjing dilarang melepas anjingnya tanpa kendali.
"Silahkan mengajak anjing jalan-jalan, tapi harus didampingi. Kalau tidak mau didampingi, harap diberi penutup moncong supaya tidak bisa menggigit. Kalau tidak mau mendampingi dan tidak mau memasang penutup moncong, biarkan anjing tersebut berada di rumah saja," katanya.
Langkah selanjutnya, semua pemilik anjing harus memvaksin anjingnya tanpa terkecuali. Kalau tidak mau memvaksin, disarankan untuk tidak memelihara anjing.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011