Pamekasan (ANTARA News) - Anggota DPRD Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Iskandar, mengupayakan bantuan dana dari pemkab setempat bagi Arya Cahya Mulyana Sugianto (6), bocah pendaki 10 puncak gunung agar prestasinya tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
"Saya akan berupaya mengomunikasikan dengan Pemkab Pamekasan, karena prestasi yang diraih bocah TK asal Pamekasan ini tergolong spektakuler," kata Iskandar, Kamis.
Sebab, kata dia, pendakian ke puncak gunung yang dilakukan sejumlah anak usia sekolah yang tercatat di sejumlah media selama ini tidak berturut-turut sebagaimana telah sukses dilakukan oleh Arya.
Ia mencontohkan seperti yang pernah dilakukan oleh bocah berusia 9 tahun dari California yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest pada 2010.
Meski gunung Everest merupakan salah satu puncak gunung tertinggi di dunia, akan tetapi, pendakian yang dilakukan bocah bernama Jordan Romero ketika itu hanya satu puncak gunung. Sementara pendakian yang dilakukan Arya Cahya Mulyana Sugianto hingga mencapai 10 gunung dengan usia masih 6 tahun.
"Kami berharap Pemkab Pamekasan mau peduli atas prestasi yang telah diraih Arya ini," katanya menambahkan.
Iskandar menjelaskan, dana yang dibutuhkan Arya agar prestasinya yang spektakuler bisa tercatat MURI itu sebesar Rp25 juta, sebuah nilai uang yang cukup besar untuk ukuran kedua orang tua bocah tersebut.
Arya saat ini masih tercatat sebagai siswa TK Pertiwi di Pamekasan. Anak dari pasangan suami istri Agus Sugianto (41) dan Tri Yuli Mulyanti (40) ini memang memiliki hobi melakukan pendakian sejak usia 3 tahun dan telah dua kali melakukan upacara bendera di puncak gunung setiap 17 Agustus bersama para pendaki dewasa lainnya.
Pendakian ke-10 puncak gunung di Indonesia yang dilakukan Arya Cahya Mulyana Sugianto ini dimulai 12 Mei 2011 dan dilepas langsung oleh Bupati Pamekasan Kholilurrahman di pendopo pemkab setempat.
Terakhir, pendakian dilakukan di Gunung Semeru bertepatan dengan HUT Ke-66 Kemerdekaan RI. Bersama ratusan pendaki lainnya, Arya melakukan upacara bendera di puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (Mdpl) tersebut.
"Tapi kami melakukan upacara pada 17 Agustus itu di pos terakhir di Kalimati karena kondisi saat itu sedang dalam waspada dan para pendaki dilarang menuju puncak," kata ayah Arya, Agus Sugianto menjelaskan.
Menurut dia, pendakian ke puncak Mahameru baru dilakukan Arya keesokan harinya, yakni pada 18 Agustus, sebelum akhirnya Arya kembali ke Pamekasan.
Sebenarnya, kata Sugianto, pendakian yang dilakukan Arya dalam tiga bulan ini bukan hanya 10 puncak, tetapi hingga 11 puncak, karena pada 6 Juli lalu, ia berhasil melakukan pendakian hingga tiga puncak gunung sekaligus dari yang dijadwalkan hanya dua puncak gunung.
Pendakian pada 10 puncak gunung yang dilakukan oleh Arya Cahya Mulyana Sugianto, bocah itu untuk pertama kalinya pada puncak Gunung Ciremai di Kuningan, Jawa Barat, yang memiliki ketinggian 2.900 meter di atas permukaan laut (Mdpl) pada 22 Mei.
Selanjutnya pendakian dilanjutkan ke puncak Gunung Slamet (3.432 Mdpl) di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 22 Mei, Gunung Sindoro (3.155 Mdpl) di Temanganggung pada 13 Juni, Gunung Sumbing (3.340 dpl) dan pada 23 Juni pendakian dilakukan di Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 meter dpl.
"Pada 6 Juli 2011 itu, pendakian dilakukan pada tiga puncak gunung sekaligus, yakni Gunung Arjuno, Gunung Kembar dan Gunung Welirang," kata Agus Sugianto menjelaskan.
Gunung Arjuno memiliki ketinggian 3.339 meter di atas permukaan air laut, Gunung Welirang (3,156 Mdpl) dan Gunung Kembar memiliki ketinggian 3.052 meter dpl.
Pendakian dilanjutkan di puncak Gunung Rinjani pada 24 Juli dengan ketinggian (3.726 meter dpl), lalu ke puncak Gunung Penanggungan pada 10 Agustus dan puncak Gunung Mahameru pada 18 Agustus lalu. (ZIZ/M026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011