Luwuk (ANTARA News) - Join Operating Body (JOB) Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (PTMS) pemilik lapangan minyak Tiaka di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng) memastikan tetap melanjutkan operasi lapangan Tiaka.
"Kami tinggal menunggu hasil olah TKP yang dilakukan oleh tim Mabes Polri. Jika olah TKP selesai segera dilakukan perbaikan sejumlah fasilitas yang rusak. Jadi saya tegaskan Tiaka tetap kami rencanakan beroperasi," kata Manejer JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi Sugeng Setiono saat konfrensi pers di hotel Rosalina Luwuk,ibu kota Kabupaten Banggai tadi malam.
Ia mengatakan jadwal kepastian pengoperasian Tiaka sangat tergantung penyelesaian olah TKP oleh Mabes Polri yang kini sedang berjalan.
"Secara prinsipil tidak ada alasan yang menyebabkan Tiaka akan di tutup. Tapi keputusan apakan Tiaka masih dioperasikan atau di tutup akibat kerusuhan pada Senin itu, ya, itu keputusan BP Migas dan pemerintah bersama DPR. Kami sebagai operator di blok ini melaksan keputusan pemerintah," terang Sugeng.
Sugeng mengatakan kerusuhan di lapangan Tiaka tidak menyebabkan kerusakan parah dan menyebabkan operasi terhenti secara total. "Memang ada kerusakan di salah satu kompresor dan satu sumur, tapi kerusakan tersebut dapat diatasi dalam waktu cepat setelah tim Mabes Polri menyelesaikan tugasnya," katanya.
Dengan cadangan minyak mentah di lapangan Tiaka yang diperkirakan mencapai 6 juta barel menjadikan produksi Tiaka menambah total produksiminyak menatah. Produksi minyak lapangan Tiaka perharinya mencapai 1900 barel hingga 2000 barel perhari.
"Produksi Tiaka ikut mempengaruhi produksi minyak mentah nasional sehingga kami menganggap pengoperasian kembali Tiaka setelah kerusuhan itu tetap dapat dilakukan untuk mempertahankan produksiminyakmentah nasioanl. Tentu tetap menunggu keputusan pemerintah. Saya juga belum mendengar ada pembicaraan soal rencana penutupan Tiaka," kata Sugeng menjawap pertanyaan wartawan soal masa depan lapangan Tiaka.
Di lapangan minyak Tiaka, JOB PMTS miliki 6 sumur yakni Tiaka 5, Tiaka 6, Tiaka 7, Tiaka 8, Tiaka 9, Tiaka 10. Sejak awal pengeboran tahun 2005, Tiaka 7 memiliki kandungan gas sehingga ditutup.
Minyak mentah dari Tiaka di ekspor ke Singapura sebesar 230 ribu bbl/ periodik dan sisahnya dikirim ke kilang minyak Plaju di Palembang sebesar 75.000 bbl/ periodik untuk penuhi kebutuhan domestik.
Sejak kerusuhan yang menyebabkan dua warga lokal meninggal dunia akibat diterjang peluru aparat kemanan dan enam lainnya menderita luka tempat, operasi Tiaka dihentikan secara total.
Untuk menjaga lapangan minyak lepas pantai di Tiaka, dua KRI masing-masing KRI Hiu dan KRI Teluk Ende masih berada di sana untuk menjaga lalulintas kapal.
"Keberadaan TNI AL dan anggota Bromib masih dibutuhkan untuk pengamanan objek vital nasional Tiaka," kata Sugeng.
Sugeng menegaskan suasana di Tiaka dan Kecamatan Mamaosalato mulai kondusif. "Kami akan berusaha membangun kembali hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat dengan berbagai kegiatan dan terus mengevaluasi beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan. (ANT107/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011