New York (ANTARA News) - Abu jenazah almarhum Bambang Wielianto, Warga Negara Indonesia yang pekan lalu ditemukan tewas di Gedung KJRI New York, Sabtu malam dibawa pulang oleh keluarganya ke Indonesia. Kakak kandung Bambang, Miena membawa langsung abu jenazah tersebut setelah melalui proses kremasi di Funeral Lynch Queens, New York, demikian laporan ANTARA dari New York, Minggu pagi. Bambang Wielianto (36) ditemukan tewas di salah satu ruangan di lantai dasar Gedung KJRI New York pada Minggu pagi (29/1). Saat itu ia menginap di KJRI sementara menunggu jadwal kepulangannya ke Indonesia. Polisi New York (NYPD) sempat dilibatkan dalam investigasi kasus tersebut. Hasil investigasi polisi dan visum yang dikeluarkan ahli forensik dari City Medical Examiner New York menyatakan bahwa Bambang telah melakukan bunuh diri. Polisi dan ahli forensik Dr John A Hayes, MD, yang melakukan visum jenazah Bambang, juga memberi penjelasan langsung kepada Meina yang datang ke New York sebagai wakil dari keluarga almarhum mengenai bukti-bukti kasus bunuh diri tersebut. "Kini kami benar-benar yakin bahwa ini kasus bunuh diri, tidak ada pihak-pihak lain yang terlibat," kata Miena kepada ANTARA di New York. Miena mengatakan bahwa ia dan pihak keluarga kini sudah ikhlas menerima nasib yang menimpa almarhum. "Kami hanya masih bertanya-tanya, mengapa ia (Bambang Wielianto) sampai melakukan bunuh diri," ujar Miena yang Sabtu malam (Minggu pagi WIB) bertolak dari New York menuju Jakarta. Selama ini, hingga keberangkatannya ke Amerika, katanya, tidak ada gejala-gejala seperti depresi ataupun sikap-sikap lainnya pada diri Bambang yang mengarah perbuatan untuk mengakhiri hidupnya. Miena juga menyampaikan terima kasih kepada KJRI New York yang telah membantu proses pengurusan dan pengiriman jenazah almarhum ke Indonesia. Biaya kremasi itu sendiri ditanggung bersama oleh para staf KJRI dan beberapa anggota masyarakat di New York yang ikut bersimpati. Sementara itu Konsul Penerangan KJRI New York Iwanshah Wibisono mengatakan dalam kasus tersebut pihaknya sudah berupaya maksimal untuk memberi bantuan, bahkan ketika Bambang datang ke KJRI dan kesulitan akomodasi sebelum ke Indonesia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006