"Saya tidak membutuhkan santunan dari mereka. Saya akan membiayai seluruh kebutuhan Andre untuk operasi," kata Asna Makuasa di Rumah Sakit Umum (RSU) Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Selasa.
Ia mengatakan, keluarga besarnya sudah memutuskan tidak akan menerima bantuan biaya maupun santunan bagi Andre setelah menjadi korban penembakan Senin (22/8) petang.
"Untuk apa menerima bantuan dari perusahaan yang telah menembak anak saya. Kami menolak diberikan bantuan oleh JOB Pertamina-Medco," ujar Asna yang berbicara pada ANTARA News di dampingi keluarga lainnya, Rahman.
Andre M. Sondeng diterjang peluru di dada bagian kanan sehingga membutuhkan operasi untuk mengangkat proyektil peluru.
Mahasiswa pasca-sarjana Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta itu juga mengalami patah tulang lengan kanan. Andre di rujuk ke Makassar, Sulawesi Selatan, untuk melakukan operasi.
"Keluarga akan mengupayakan seluruh biaya dapat dipenuhi. Walau kami kesulitan mendapatkan biaya, tapi kami tetap menolak santunan dari perusahaan," ujar Asna, sembari menutup mukanya menahan tangis.
Bupati Morowali, Anwar Hafid, yang berkunjung di RSU Luwuk pukul 17.00 Wita berjanji menanggung seluruh biaya perawatan korban kerushan Tiaka.
Dr Rosmina, yang merawat Andre, pada Selasa pagi mengatakan bahwa ada permintaan dari JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi agar seluruh biaya korban kerusuhan Tiaka yang dirawat di RSU Luwuk dimasukan sebagai tagihan JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi.
"Pihak rumah sakit sudah mendapat telepon dari perusahaan agar seluruh biaya masuk dalam tagihan mereka. Seluruh korban yang kami rawat tidak dibebani biaya," kata Rosmina.
Enam korban kerusuhan Tiaka di rawat di RSU Luwuk sejak Senin (22/8) malam. Lima orang dirujuk ke Palu untuk menjalani operasi sedangkan satu korban lagi dirujuk ke Makassar karena tidak dapat melakukan perjalan darat akibat luka tembak yang mengenai dada bagian kanan.
Kerusuhan antara masyarakat dan kepolisian di kawasan lapangan minyak Tiaka milik JOB Pertamina-Medco E&P Tomori, Sulawesi meletus Senin (22/8) petang akibat buntunya aspirasi masyarakat yang menuntut program kesejahteraan untuk tiga kecamatan.
(T.ANT-107)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011