New York (ANTARA News) - Harga minyak sedikit meningkat, Jumat, di New York, setelah mengalami penurunan dalam dua hari berturut-turut, ketika perhatian pasar kembali mengarah pada krisis nuklir Iran, kata sejumlah analis. Badan Atom PBB menunda keputusannya hingga Sabtu untuk mengirimkan sengketa program nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB. Kontrak utama New York, harga jenis minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret 2006, meningkat 69 sen menjadi 65,37 dollar AS per barrel. Di London, harga minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Maret 2006 naik 51 sen menjadi 63,39 dollar per barrel dalam transaksi elektronik. Harga minyak berjangka "sedikit meningkat, sebagai koreksi atas penurunan kemarin menyusul kekhawatiran atas Iran," kata analis dari badan pialang Sucden. Harga di New York hampir mencapai tiga dollar di bawah level pada hari Senin lalu, ketika kontrak ditutup pada harga 68,35 dollar per barrel. Para pedagang telah memfokuskan perhatian pada pertumbuhan cadangan minyak AS pada beberapa hari terkahir, tetapi isu krisis nuklir Iran tetap menjadi kekhawatiran pasar. Harga minyak mentah AS mencapai 10 persen lebih tinggi dari harga pada tahun sebelumnya, demikian menurut laporan mingguan Departemen Energi AS yang dipublikasikan pada Rabu lalu seperti dilaporkan AFP. Cadangan minyak mentah meningkat 1,9 juta barrel pada pekan terakhir Januari menjadi total 321 juta barrel, kata Departemen Energi AS, jauh di atas perkiraan para analis yang menduga kenaikan cadangan hanya sebesar 383.000 barrel. "Harga minyak turun sejak pengumuman cadangan minyak AS pada rabu lalu yang jauh di luar perkiraan, tetapi krisis nuklir Iran yang saat ini sedang dibahas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berpotensi memperburuk situasi yang mendorong para pelaku pasar minyak waspada," kata analis Barclays Capital Kevin Norrish. Dewan Gubernur lembaga IAEA yang beranggotakan 35 negara itu sebelumya dijadwalkan melakukan pemungutan suara pada Jumat apakah akan mengirim masalah nuklir Iran itu ke Dewan Keamanan PBB, setetelah dalam tiga tahun dilakukan investigasi, dimana AS menuduh ada pengembangan senjata nuklir secara terselubung. Perunding nuklir tertinggi Iran Ali Larijani telah mengirimkan surat ke Ketua IEA Mohamed ElBaradei mengancam bahwa Iran akan meneruskan upaya pengayaan uranium hingga tingkat industri, proses yang memungkinkan untuk menghasilkan bahan bakar reaktor nuklir atau bahan bom atom, apabila masalah itu diteruskan ke Dewan Keamanan PBB. Ada juga kekhawatiran bahwa Iran akan mengurangi ekspor minyak sebagai balasan atas tindakan ke negara itu. Negara kaya minyak itu merupakan negara produsen minyak terbesar kedua yang menjadi anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), dengan tingkat ekspor minyak mencapai 2,7 juta barrel per hari. Sementara itu analis Sucden mengingatkan bahwa "ada kekhawatiran lagi atas Iran dan Nigeria akan dengan mudah mendorong harga minyak naik lagi." Beberapa waktu lalu, harga minyak melonjak oleh beberapa faktor yang serentak berlangsung, yaitu penyerangan kelompok tertentu terhadap kilang minyak di Nigeria dan kemenangan Hamas di pemilu Palestina.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006