Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian ESDM meminta masyarakat untuk mewaspadai bahaya ikutan berupa retakan tanah hingga likuefaksi pascagempa bumi yang mengguncang Pasaman Barat di Sumatera Barat.

"Peluang terjadinya likuefaksi dapat terjadi khususnya di daerah dataran dan sedikit landai," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Eko menjelaskan umumnya kerentanan likuefaksinya sedang yang artinya zona kerentanan yang dapat mengalami likuefaksi secara tidak merata dan struktur tanah umumnya rusak.

Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa pergeseran lateral, penurunan tanah, dan semburan pasir.

Baca juga: BNPB berbagi peran dengan Pemda perbaiki rumah rusak akibat gempa

Berdasarkan informasi, akibat rentetan gempa darat yang mengguncang Pasaman dan Pasaman Barat telah terjadi fenomena tanah bergerak. Fenomena ini terjadi di kawasan Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Pasaman.

Badang Geologi akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan mekanisme tanah bergerak yang telah terjadi.

Eko mengatakan fenomena likuefaksi berupa aliran yang dapat menyebabkan gerakan tanah atau tanah bergerak dapat terjadi apabila beberapa persyaratan terpenuhi, yaitu kondisi litologi penyusun, morfologi, muka air tanah, dan gempa bumi sebagai pemicu terjadinya likuefaksi.

"Likuefaksi tipe aliran ini dapat terjadi karena kondisi material tanah yang sangat jenuh air dan relatif dangkal, dan material ini bersumber dari hasil litologi rombakan bagian hulunya," jelas Eko.

Baca juga: Tim kesehatan Pemkab Pasaman Barat kekurangan stok obat batuk

Lebih lanjut ia menduga sifat material hasil rombakan ini kemungkinan bersifat non plastis sampai sedikit plastis, kurang padu, dan berada dalam kondisi jenuh air.

Selain itu, kemiringan lereng yang relatif landai mengarah ke sungai batang timah adalah salah satu faktor penting yang menyebabkan terjadi pergerakan mengalir dengan pemicu guncangan yang sangat kuat (dekat sumber gempa sekitar 17 kilometer), sehingga mengurai dan menghancurkan kekuatan tanah aslinya.

Selanjutnya, Eko juga menjelaskan mengenai fenomena semburan lumpur air panas yang juga terjadi akibat gempa bumi Pasaman di lokasi terdampak sekitar 30 meter dari pemandian air panas.

Dugaan sementara, guncangan gempa bumi yang sangat kuat menyebabkan retakan yang memotong akuifer yang berisi air panas dan diperkirakan retakan tersebut menembus ke permukaan aluvium hingga permukaan tanah.

"Material lumpur adalah material aluvium yang terbawa oleh tekanan air yang kuat yang berasal dari akuifer yang mengandung air panas," kata Eko.

"Adapun sebaran air panas yang ada di beberapa titik karena mengikuti bidang lemah yang terbentuk natural. Ada kemungkinan spot-spot ini sebagai mud volcano atau kemungkinan sand boil," tambahnya.

Baca juga: Pascagempa, aliran listrik di Kajai Pasaman Barat masih mati

Baca juga: Korban meninggal gempa Pasaman bertambah jadi lima orang

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022