hasil pengukuran bisa dipetakan secara faktual zona mana yang rentanPadang Pariaman (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melakukan survei geofisika di lokasi gempa Pasaman, Sumatera Barat untuk mengantisipasi gempa susulan yang berpotensi terjadi dan meninjau langsung kondisi terkini di lapangan.
"Kalau terjadi gempa susulan seberapa besar risiko dampaknya, sering terjadi saat gempa tebing banyak yang rontok dan bebatuan banyak lepas, untuk itu kami ingin melihat langsung ke lokasi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Padang Pariaman, Sabtu usai mendarat di Bandara Internasional Minangkabau sebelum bertolak ke lokasi gempa Pasaman.
Menurut dia sejumlah agenda survei yang akan dilakukan meliputi survei macroseismic berupa melakukan pemetaan dampak kerusakan, survei microzonasi berupa pemetaan siteclass kerentanan seismic, survei dan monitoring microseismic gempa susulan dan estimasi gempa susulan berakhir.
Kemudian survei potensi dampak colateral hazard, longsor, banjir bandang bila terjadi hujan lebat di sekitar sumber gempa serta berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait.
Baca juga: 6.000 warga mengungsi usai gempa dengan magnitudo 6,1 di Pasaman Barat
Baca juga: Mensos sambangi anak-anak di tenda pengungsian gempa Pasaman Barat
Ia menyampaikan ingin melihat langsung seberapa parah dampak gempa apalagi ada runtuhan bebatuan dan longsor.
"Apalagi saat ini puncak musim hujan dan curah hujan masih tinggi sehingga lereng yang sudah digoyang gempa bisa semakin runtuh dan membahayakan masyarakat di sekitar," kata dia.
Dwikorita mengatakan pihaknya juga akan melakukan survei dan pengukuran berbagai jenis tanah dan bebatuan di sekitar pusat gempa.
"Kemudian dari hasil pengukuran bisa dipetakan secara faktual zona mana yang rentan mengalami goncangan kuat di kemudian hari," katanya.
Lalu akan terverifikasi daerah dengan tingkat kerentanan tinggi, menengah dan rendah sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah dalam membangun kembali.
"Jadi tahu mana zona yang rentan sehingga konstruksi bangunan di zona itu harus disesuaikan lebih tahan gempa," katanya.
Baca juga: Pemkab Pasaman Barat bagikan makanan ke pengungsi
Ia menyampaikan ingin melihat langsung seberapa parah dampak gempa apalagi ada runtuhan bebatuan dan longsor.
"Apalagi saat ini puncak musim hujan dan curah hujan masih tinggi sehingga lereng yang sudah digoyang gempa bisa semakin runtuh dan membahayakan masyarakat di sekitar," kata dia.
Dwikorita mengatakan pihaknya juga akan melakukan survei dan pengukuran berbagai jenis tanah dan bebatuan di sekitar pusat gempa.
"Kemudian dari hasil pengukuran bisa dipetakan secara faktual zona mana yang rentan mengalami goncangan kuat di kemudian hari," katanya.
Lalu akan terverifikasi daerah dengan tingkat kerentanan tinggi, menengah dan rendah sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah dalam membangun kembali.
"Jadi tahu mana zona yang rentan sehingga konstruksi bangunan di zona itu harus disesuaikan lebih tahan gempa," katanya.
Baca juga: Pemkab Pasaman Barat bagikan makanan ke pengungsi
Baca juga: Warga tertimbun runtuhan akibat gempa di Pasaman Barat dievakuasi
Selain itu menurut Dwikorita, seandainya diperlukan relokasi maka akan disurvei tempat yang lebih aman.
Ia memaparkan survei akan dilakukan selama sepekan ke depan dan pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Meski kita selalu imbau warga jangan panik tapi kan masih bergetar terus, dengan demikian masyarakat akan tahu apa yang sebenarnya terjadi dan tidak mudah terpancing isu hoaks," katanya.
Baca juga: Pemkab Pasaman Barat tetapkan masa tanggap darurat gempa 14 hari
Selain itu menurut Dwikorita, seandainya diperlukan relokasi maka akan disurvei tempat yang lebih aman.
Ia memaparkan survei akan dilakukan selama sepekan ke depan dan pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Meski kita selalu imbau warga jangan panik tapi kan masih bergetar terus, dengan demikian masyarakat akan tahu apa yang sebenarnya terjadi dan tidak mudah terpancing isu hoaks," katanya.
Baca juga: Pemkab Pasaman Barat tetapkan masa tanggap darurat gempa 14 hari
Baca juga: Pemkab Pasaman Barat dirikan posko pengungsian warga terdampak gempa
Baca juga: BNPB: Tujuh korban meninggal akibat gempa M 6,1 Pasaman Barat
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022