New York (ANTARA News/Reuters) - Sejumlah studi selama ini mengatakan bahwa kerja shift malam bisa menaikkan risiko kelahiran bayi secara prematur atau berat bayi yang terlalu ringan, namun satu studi terbaru menyebutkan risiko itu kecil kemungkinan terjadi.
Berdasarkan 23 penelitian atas ribuan perempuan, para peneliti pimpinan Matteo Bonzini dari Universitas Insubria di Italia menyimpulkan bahwa kerja shift tak memiliki kaitan dengan risiko bayi prematur.
Para perempuan yang bekerja malam atau bekerja shift memang mungkin mendapatkan bayi yang berat badannya lebih ringan, namun bukti-bukti yang didapatkan dari penelitian tak cukup kuat untuk membuat kesimpulan yang teguh, kata para peneliti seperti dilaporkan jurnal BJOG.
Dari sejumlah hasil penelitian yang dikumpulkan mengenai risiko bayi lahir prematur, memang pekerja yang bekerja shift lebih berisiko ketimbang pekerja non shift.
Namun setelah para peneliti menyaring sejumlah penelitian mereka menganggap kualias penelitian-penelitian itu rendah --karena mengabaikan faktor merokok dan pendapatan-- atau karena lebih menggantungkan diri pada laporan sendiri para perempuan itu ketimbang catatan medisnya.
Tanpa penelitian-penelitian yang dianggap rendah kualitasnya itu, kaitan antara kerja shift dan kelahiran bayi prematur menjadi hilang. (*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011