Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian RI mengantisipasi peluang terjadinya sabotase dan tindak terorisme selama masa mudik lebaran 2011, kata Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo di Kantor Presiden Jakarta, Senin, usai sidang kabinet yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kapolri menjelaskan, gelar pengamanan lebaran dilakukan selama 16 hari mulai Selasa (23/8). Titik berat operasi adalah bagaimana memberikan perlindungan dan kenyamanan pada masyarakat baik saat mudik maupun arus balik.

"Terutama untuk angkutan kereta api ya kan. Kemudian hal-hal yang menjadi kerawanan, titik-titik yang menjadi kerawanan itu menjadi prioritas," paparnya.

Ketika ditanya apakah sudah ada indikasi akan terjadinya sabotase atau aksi teroris, Kapolri mengatakan jajarannya terus mengantisipasi baik ada indikasi maupun tidak ada indikasi.

Untuk modus kejahatan lainnya seperti hipnotis dan perampasan melalui pembiusan, Kapolri mengatakan selain menyiagakan anggotanya, juga meminta agar masyarakat waspada dan tidak mudah tertarik atas tawaran orang yang tidak dikenal.

"Saya kira setiap tahun ada yang dibius di angkutan umum. Saya kira ini kan lebih pada disiplin masing-masing ya. Setiap di terminal petugas sampaikan waspada terhadap masalah bius ya, tapi kembali kepada disiplin para pemudik nanti, itu yang harus diingatkan terus menerus, sehingga keselamatan pribadi juga bagian kewaspadaan masing-masing yang harus ditingkatkan," katanya.

Timur juga mengatakan telah menginstruksikan kepada masing-masing kapolda untuk betul-betul mengawasi keamanan di wilayah kerjanya.

"Semua kapolda sudah siap sesuai daerahnya. Titik kalau dihitung dari Jakarta ke arah barat, ke timur, titik tersibuk, kemudian terpadat ada di Jawa Barat, terlelah nanti di Jawa Tengah. Itu sudah menjadi prioritas dalam penanganan termasuk kita koordinasikan dengan instansi terkait," tegasnya. (P008)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011