Solo (ANTARA News) - Pemakaman jenazah Hernianto alias Nian alias Rony, terpidana 12 tahun kasus Bom Bali I, di kampung halamannya di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (4/2), disertai hujan lebat.Hernianto meninggal karena sakit di RS Sanglah, Bali, dalam status hukuman karena keikutsertaannya dalam perencanaan peledakan Bom Bali I, 12 Oktober 2002 yang banyak minta korban jiwa.Ambulan pembawa jenazah Hernianto tiba di kampung halamannya Desa Wonorejo RT 2 RW 4, Polokarto, Sukoharjo, sekitar pukul 10.15 WIB melalui perjalanan darat dari Bali.Kedatangan jenazah tersebut disambut keluarga, kerabat, pelayat serta orang-orang yang bersimpati padanya yang telah menunggu sejak pagi di rumah orang tuanya.Hujan deras mewarnai kedatangan jenazah tersebut dan dari ambulan jenazah Hernianto langsung dibawa ke masjid Syuhada, yang berada persis berhadapan dengan rumah duka, untuk dishalatkan.Setelah selesai dishalatkan jenazah dibawa ke rumah Zaidun, orang tua Hernianto dan tidak lama berselang jenazah kembali diusung ke masjid tersebut.Pukul 11.00 WIB, masih dalam suasana hujan, jennazah terpidana Bom Bali I tersebut dibawa ke pemakaman kampung setempat yang berada persis di belakang masjid tersebut, untuk dimakamkan.Teriakan takbir menyertai sejak awal kedatangan hingga pemakaman usai.Hernianto lahir, 11 Januari 1977, merupakan anak keempat dari enam bersaudara dari keluarga pasagan Zaidun dan Sutarmi, pensiunan guru agama Sekolah Dasar (SD).Almarhum setelah lulus MI dan SMP di daerahnya, meneruskan studi agama di Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo Jawa Tengah, tetapi keluar sebelum lulus.Hernianto meninggalkan seorang istri, Sri Kustiati, dan dua anak, yaitu Faiq Ahsya (5 tahun) dan Mu`ad (3 tahun). Mu`ad lahir sebulan setelah ayahnya ditangkap polisi lantaran kasus Bom Bali I.Sri Kustiati istri almarhum hingga kini masih mengajar di Akademi Kebidanan Aisyiyah, Solo.Selama sakit di RS Sanglah, Bali, Hernianto selalu ditemani oleh ibu kandung dan istrinya yang datang dari Sukoharjo. Kedua perempuan tersebut juga baru tiba di Sukoharjo bersamaan dengan datangnya jenazah tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006