Makassar (ANTARA News) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Selatan berharap PSSI bersikap adil menyikapi gugatan penggunaan ijazah palsu yang dilakukan tim sepak bola Sulawesi Tenggara di Pra PON.
Sekretaris KONI Sulsel Nukhrawi Nawir, di Makassar, Minggu, mengatakan, jika PSSI yang berkomitmen menjunjung tinggi sportivitas, sudah seharusnya mengedepankan sikap profesional tanpa didasari keinginan balas dendam atas kejadian di masa lalu.
"Kita sangat berharap sepak bola kita bisa tampil di PON 2012. Makanya kami meminta agar persoalan ijazah palsu harus diputuskan secara adil dan profesional," jelasnya.
Kekhawatiran KONI Sulsel terkait nasib tim sepak bola Sulsel memang cukup beralasan. Maklum, PSSI Sulsel merupakan salah satu pendukung setia kubu Nurdin Halid, sebelum pencalonannya ditolak FIFA.
Sementara sikap PSSI di bawah pimpinan Djohar Husin, sejauh ini memang terkesan sapu bersih kepada seluruh pihak yang pernah terlibat dengan Ketua PSSI sebelumnya yakni Nurdin Halid.
Salah satu keputusan PSSI yang sempat menimbulkan tanda tanya itu tentu saja ketika memecat Alfred Riedl dari kursi pelatih Timnas Indonesia.
"Mudah-mudahan kekhawatiran itu tidak terjadi dan PSSI bisa bersikap adil terkait persoalan ijazah palsu yang dilayangkan tim Sulsel," katanya.
Pelatih Tim Sulsel Ali Baba menyatakan optimistis bahwa protes yang dilayangkan terkait penggunaan ijazah palsu oleh tim Sultra di Pra PON dikabulkan PSSI.
Menyangkut sikap optimistis itu tak lepas dari sejumlah bukti yang dimiliki tim Sulsel. Dengan bukti itu, kata Ali Baba, sekaligus memberikan harapan besar terhadap peluang tim sepak bola Sulsel untuk tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau 2012.
"Ketum PSSI Sulsel Kadir Halid sebelum puasa telah menyetorkan sejumlah bukti terkait pelanggaran yang dilakukan tim Sultra. Kita bahkan memiliki salinan ijazah palsu pemain tersebut," ujarnya.
(ANT-283/F003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011