Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM mendorong startup meningkatkan produktivitas maupun daya saing agar masuk ke dalam rantai pasok global.

Menurut Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kemenkop UKM Ari Anindya Hartika, keterbukaan ekonomi internasional menjadi tantangan eksternal yang perlu dihadapi dalam pengembangan industri, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan startup.

"Era globalisasi mengakibatkan seluruh UMKM, termasuk startup, berhadapan secara langsung baik di pasar domestik maupun internasional, dengan tingkat persaingan yang semakin tajam," ucap Ari dalam sebuah acara di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta sebagaimana dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut, ia mengharapkan UMKM dapat meningkatkan kualitas produk sehingga mampu bersaing di pasar internasional dengan bantuan keterlibatan dari para pemangku kepentingan.

Saat ini, kendala utama yang dihadapi oleh UKM ialah terkait mata rantai bisnis, pengembangan kawasan/sentra UKM, pemenuhan rantai pasok dari hulu hingga hilir, masalah di dalam penelitian dan pengembangan, standardisasi, serta pemasaran produk.

Mengenai proses produksi dan standardisasi produk, lanjut Ari, diperlukan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi UMKM sebelum siap diedarkan atau dipasarkan secara luas.

"Ini penting agar dapat menjamin aspek konsistensi kualitas produk atau jasa dan memenuhi ekspektasi konsumen," katanya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta Sri Nurkyatsiwi mengemukakan bahwa startup patut mengenal posisi atau skala usahanya, brand yang diinginkan, target yang dicapai, hingga pasar yang diharapkan.

"Apabila semua itu sudah dipahami, maka akan terlihat standardisasi dan sertifikasi produk apa yang dibutuhkan," ujar Sri.

Baca juga: Teten ajak perguruan tinggi rancang desain pengembangan "startup"
Baca juga: Kemenkop gandeng delapan startup pangan dorong digitalisasi UMKM

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022