Jakarta (ANTARA) - Nutrifood, Super Indo, Tetra Pak dan Green Movement Indonesia didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta ​​​​​​​berkolaborasi menghadirkan enam "Dropbox Sampah Kemasan" di Surakarta sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan sampah di daerah tersebut.

Fatma Nur Rosana selaku Sustainability Associate Tetra Pak dalam diskusi daring pada Jumat, berharap ke depan akan semakin banyak pihak yang bisa terlibat dalam upaya mengurangi sampah.

"Jadi kolaborasi itu adalah kunci utama dan kita perlu mengedukasi masyarakat untuk membentuk kebiasaan memilah sampah," katanya.

Penempatan enam dropbox di gerai Super Indo Solo akan dimulai pada minggu ke-3 bulan Februari 2022. Sampah kemasan yang terkumpul akan secara rutin disalurkan ke mitra Bank Sampah Solo Bina Usaha Mandiri yang kemudian akan disalurkan ke sentra-sentra daur ulang.

Arthaty Mulatsih selaku Kepala Bidang PSLB3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta mengatakan dengan adanya dropbox maka diharapkan masyarakat bisa lebih sadar dan ikut berkontribusi dalam pengurangan sampah khususnya sampah kemasan melalui daur ulang.

Menurut catatan DLH Kota Surakarta, jumlah sampah di Surakarta terus mengalami kenaikan yang signifikan sejak tahun 2010 hingga 2019. Meski pada tahun 2020 saat mulai pandemi terjadi sedikit penurunan jumlah sampah, namun jumlah sampah pada 2021 kembali meningkat

"Karena mungkin terjadi karena sejak pandemi banyak yang di rumah, belanja dari rumah, sehingga kemasan plastiknya cukup banyak ya. Kemudian mungkin pembelian makanan itu juga nggak semua bisa habis, sehingga mungkin banyak juga yang terbuang. Ini sangat-sangat kita sayangkan," kata dia saat diskusi daring, Jumat.

Berdasarkan data dari Sustainable Waste Indonesia, Indonesia diperkirakan menyumbang lebih dari 64 jut ton sampah setiap tahunnya. Dari banyaknya sampah tersebut, 69 persen berakhir di TPA, 24 persen dibuang tanpa izin dan 7 persen yang berhasil di daur ulang.

Sementara itu, dari data Dinas Lingkungan Hidup Surakarta menunjukkan bahwa berdasarkan komposisi, sampah di Kota Surakarta menunjukkan bahwa berdasarkan komposisi, sampah di kota Surakarta didominasi oleh tiga material yaitu organik 61,95 persen, plastik 13,39 persen, dan kertas 12,26 persen.

"Sampah organik cukup banyak yang sebetulnya ini kalau kita lihat dari potensinya itu sebelum bisa menjadi sampah itu bisa kita manfaatkan kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan," kata Arthaty.

"Ini yang perlu kerjasama dari berbagai pihak, perhatian kita semua untuk bisa memanfaatkan supaya sampah organik terutama sampah makanan itu menjadi semakin sedikit yang harus masuk ke tempat sampah. Meskipun nanti bisa dimanfaatkan jadi kompos dan sebagainya," lanjutnya.

Lebih lanjut, 84,94 persen sampah terangkut ke TPA Putri Cempo, Solo. Sisanya sebagian besar ada pada perlakuan lain-lain di luar kendali dari dinas seperti pengelolaan di sekolah Adiwiyata dan terjual ke pengepul sampah sebanyak 14,87 persen. Sebagian kecil sampah masih ada pula yang terbakar di masyarakat atau terbuang sembarangan.

"Saya cukup berbangga sekali ya (dengan adanya Dropbox Sampah Kemasan). Karena ternyata memang pemerintah tidak sendiri. Banyak sekali teman-teman yang peduli terhadap sampah. Sehingga ada optimisme bagi kami pemerintah bahwa kita bisa," kata Arthaty.​​​​​​​


Baca juga: KLHK: Penuhi bahan baku daur ulang, butuh optimalisasi bank sampah

Baca juga: Mengenal fesyen sirkular, siklus yang mengubah dinamika dunia mode

Baca juga: KLHK: Bank sampah berpotensi isi kebutuhan bahan baku daur ulang

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022