Jakarta (ANTARA) - Indonesia sedang membangun fasilitas Pusat Keanekaragaman Hayati Nasional (National Biodiversity Center) sebagai pusat saintifik untuk riset dan kolaborasi keanekaragaman hayati di bidang biologi, termasuk mikrobiologi.

"Pengembangan sarana dan prasarana ini dalam rangka membangun Pusat Nasional Keanekaragaman Hayati di Indonesia yang modern dan lengkap," kata Pelaksana tugas Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN Edy Giri Rachman Putra dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Edy menuturkan Pusat Keanekaragaman Hayati Nasional nantinya terbuka untuk kegiatan penelitian kolaboratif di tingkat nasional dan internasional.

Untuk itu, BRIN mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait untuk berkolaborasi dalam meningkatkan riset dan inovasi di bidang keanekaragaman hayati.

Baca juga: Untuk ekonomi hijau dan biru di G20, BRIN dorong pemanfaatan kehati

Baca juga: Rammang-Rammang kaya dengan keanekaragaman hayati

Selain itu, Indonesia memiliki fasilitas Indonesia Culture Collection (InaCC), yang merupakan pusat penyimpanan koleksi mikroorganisme dan sebagai bentuk komitmen kuat Indonesia untuk mendukung pemanfaatan keanekaragaman hayati secara global.

Sebagai negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati, Indonesia terus berupaya menjaga kelestariannya dengan mendirikan setidaknya 42 kebun raya di seluruh wilayah Indonesia.

Berbagai fasilitas penelitian baru juga telah dan sedang dibangun di Pusat Sains Cibinong, Laboratorium Bioproduk Terpadu, fasilitas Koleksi Kultur, Laboratorium Genomik, serta fasilitas lain yang terkait dengan biologi, mikrobiologi, dan cara produksi pangan yang baik (good manufacturing practices).

Diharapkan berbagai hasil riset dan inovasi unggulan terkait keanekaragaman hayati baik di darat maupun perairan akan lebih banyak diperoleh dengan memanfaatkan fasilitas riset dan inovasi yang modern dan lengkap yang disediakan BRIN.*

Baca juga: Asal-usul keanekaragaman hayati spesies ditemukan di Dataran Tinggi Tibet

Baca juga: BRIN: Keanekaragaman hayati Indonesia diperkirakan terungkap 10 persen

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022