IOC mengutuk keras pelanggaran Gencatan Senjata Olimpiade oleh pemerintah Rusia
Jakarta (ANTARA) - Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengecam penyerangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina yang dinilai telah melanggar prinsip Gencatan Senjata Olimpiade.
Prinsip Gencatan Senjata Olimpiade telah dimulai sejak tujuh hari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing pada 4 Februari lalu, dan berakhir tujuh hari setelah penutupan Paralimpiade pada 4-13 Maret.
Prinsip tersebut diberlakukan sebagai upaya mempromosikan solidaritas dan perdamaian melalui olahraga sebagaimana tertuang dalam Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca juga: Dua pebasket Ukraina di NBA kutuk invasi Rusia
“IOC mengutuk keras pelanggaran Gencatan Senjata Olimpiade oleh pemerintah Rusia. Resolusi PBB masing-masing diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada 2 Desember 2021 melalui konsensus dari 193 negara anggota PBB,” demikian pernyataan IOC dalam laman resminya, Jumat.
Bach juga kembali menyerukan perdamaian yang sebelumnya telah disampaikan pada upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade.
Pada upacara pembukaan ia meminta otoritas politik untuk “menjunjung komitmen Anda terhadap Gencatan Senjata Olimpiade ini. Beri kesempatan damai.”
Sementara itu, pada upacara penutupan, Bach meminta para pimpinan politik untuk mencontoh nilai-nilai solidaritas dan perdamaian yang ditunjukkan oleh para atlet Olimpiade.
IOC menambahkan bahwa mereka telah membentuk satgas untuk memantau situasi konflik, dan jika memungkinkan mereka juga menggalang bantuan kemanusiaan kepada anggota komunitas Olimpiade di Ukraina.
Baca juga: Andrey Rublev sampaikan pesan damai di tengah invasi Rusia
Baca juga: FIFA kutuk invasi Rusia ke Ukraina
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022