Jakarta (ANTARA) - Dalam beberapa waktu terakhir, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) ibarat primadona pariwisata Indonesia setelah Bali. Maka wajar jika kawasan wisata dengan daya tarik utama hewan endemik komodo ini menjadi pusat perhatian banyak pihak.

Hal ini tentu tidak lepas dari fakta bahwa Labuan Bajo memiliki banyak sekali obyek wisata bahkan bisa dikatakan hampir setiap sudut wilayahnya memiliki keunikan yang menghubungkan seluruh keindahan mulai dari pantai, laut, bukit, hingga savana atau padang rumput.

Baca juga: Peningkatan sistem listrik Labuan Bajo menambah daya tarik investasi

Tidak hanya itu, Labuan Bajo juga kaya akan keanekaragaman budaya dan kearifan lokal yang tidak kalah unik dengan eksotisme alamnya.

Karena keindahan dan keunikan tersebut, Labuan Bajo kemudian menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DPSP) di Indonesia, selain 4 DPSP lain yaitu Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, dan Likupang di Sulawesi Utara.

Dengan dijadikannya Labuan Bajo sebagai DPSP, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo untuk menjadi salah satu destinasi wisata premium.

Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang ingin mengubah wajah Labuan Bajo agar lebih menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Salah satu konsep pengembangan destinasi yang diterapkan di kawasan itu adalah waterfront. Waterfront ini menjadi salah satu dari program penataan KSPN Labuan Bajo dan saat ini infrastrukturnya telah rampung dibangun, siap digunakan dan telah dilengkapi dengan fasilitas kelas dunia dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan.

Baca juga: Pemkab Manggarai Barat didesak "sweeping" agen travel liar

Sebagai satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (Flores) memegang fungsi koordinasi lintas dalam rangka mempercepat pembangunan pariwisata di Labuan Bajo juga turut memberi penjelasan terkait progres dan proses aktivasi dari infrastruktur yang telah dibangun tersebut.

Siap Digunakan
Direktur Utama (Dirut) Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina menjelaskan bahwa sampai dengan 8 Februari 2022, pembangunan dan penataan waterfront telah mencapai 100 persen selesai dan saat ini pihaknya bersama dengan kementerian dan lembaga terkait sedang mempersiapkan beberapa aktivasi untuk mengisi ruang publik yang telah dibangun tersebut.

Tercatat ini progres sudah masuk dalam tahap menggabungkan aktivasi program dan infrastruktur, sehingga ruang publik ini bisa memberi manfaat langsung ke masyarakat dan bisa menjadi atraksi landmark wajib Labuan Bajo.

Shana mengatakan ke depan semua pihak dapat menggunakan ruang publik tersebut selama mengikuti peraturan dan memberi dampak positif kepada masyarakat setempat.

Sesuai konsepnya, waterfront adalah ruang publik, jadi siapa pun boleh menggunakan area waterfront untuk beraktivitas, baik itu aktivitas dari komunitas dan bisa diisi oleh acara-acara selama mendapat izin dari pihak pengelola waterfront, menjaga kebersihan, dan menjaga segala fasilitas yang dibangun di sekitarnya.

Sebagai bangunan yang didesain sebagai ruang publik, BPOLBF bersama kementerian dan lembaga terkait berupaya untuk selalu melibatkan masyarakat lokal dan mendorong go global salah satu bangunan ikonik Labuan Bajo ini.

Event yang dibuat tentunya akan selalu melibatkan komunitas lokal dan semua berharap hal itu bisa dimulai dari waterfront ini.

“Kita punya banyak produk kesenian dan kebudayaan yang menarik, kita akan mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan" kata Shana.

Baca juga: Wisatawan diingatkan agar tak selalu tergiur paket wisata harga murah

Shana juga menceritakan bahwa sejak awal proses pembangunan waterfront selalu melibatkan masyarakat.

Ketika waterfront pertama kali didesain, masyarakat setempat turut diikutsertakan sehingga muncullah desain seperti yang saat ini sudah jadi dan menjadi bagian dari aspirasi mereka.

Selain itu, Dirut BPOLBF juga menegaskan bahwa kawasan yang dibangun untuk kebangkitan ekonomi masyarakat adalah bangunan yang dibangun untuk masyarakat dan digunakan untuk masyarakat.

Waterfront ini sebenarnya memang dibangun untuk publik, jadi masyarakat diimbau untuk menggunakannya dengan maksimal, namun tentunya harus tetap mengikuti peraturan yang ada, menjaga kebersihan, dan tentunya merawat fasilitas yang sudah dibangun bersama tersebut.

Melibatkan Masyarakat
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Pius Baut, SE mengapresiasi pemerintah pusat yang telah membangun infrastruktur pendukung pariwisata di Labuan Bajo, salah satunya waterfront. Ia berharap waterfront segera diserahkan pengelolaannya kepada Pemkab Manggarai Barat untuk selanjutnya dikelola dengan melibatkan masyarakat lokal.

Pius Baut juga mengajak semua pihak termasuk BPOLBF dan semua stakeholder untuk bergandengan tangan menyambut penyelenggaraan G20 serta memanfaatkan momentum G20 sepanjang tahun ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Sementara Ketua ASTINDO Labuan Bajo, Ignas Suradin juga mengapresiasi Pemerintah yang disebutnya mempunyai perhatian besar terhadap Labuan Bajo dan mengembangkan infrastruktur pendukung.

Menurut Ignas, waterfront tentu menambah ruang publik untuk warga Labuan Bajo dan wisatawan sehingga seluruh warga punya kewajiban untuk menjaga dan merawatnya.

Ia juga berpesan agar seluruh pihak turut serta menjaga kelestarian lingkungan dan tidak memberikan ruang bagi berkembangnya vandalisme, ataupun pedagang ilegal di area tersebut apalagi mengubah fungsinya menjadi sesuatu di luar peruntukannya misalnya untuk tempat menjemur pakaian.

Waterfront ke depan tentu diharapkan menambah spot wisata terutama untuk segmen pasar wisatawan nusantara yang ingin berwisata foto maupun wisata sejarah Kampung Bajo.

Oleh karena itu perlu juga digalakkan kegiatan yang produktif dan hiburan sebagai atraksi wisata yang disediakan oleh pemerintah untuk mengisi amphiteater yang sudah disiapkan di pelabuhan.

Dan yang tak kalah penting adalah perlunya untuk disiapkan petugas kebersihan serta keamanan sehingga kawasan tersebut menjadi spot wisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi serta terbebas dari sampah.


Baca juga: Kemenparekraf jamin berlibur aman ke Labuan Bajo lewat agen resmi

Baca juga: BPOLBF akan telusuri dugaan penipuan agen perjalanan di Labuan Bajo

Baca juga: BMKG pasang alat pantau cuaca bandara dan pelabuhan di Labuan Bajo

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022