Lebak (ANTARA News) - Rumah Tahanan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, selama bulan Ramadhan menggelar kegiatan pesantren kilat untuk meningkatkan pengetahuan agama Islam bagi para tahanan.

"Kami setiap bulan puasa memberikan metode pendidikan agama Islam dengan cara pondok pesantren," kata Kepala Rutan Rangkasbitung, Dannie Firmansyah, Sabtu.

Ia mengatakan, pembinaan pendidikan agama Islam dengan cara pondok pesantren kilat tentu berdampak positif bagi warga binaan, selain dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT juga bisa meninggalkan perbuatan yang melanggar hukum atau merugikan orang lain.

Penyelenggaraan pesantren kilat ini, kata dia, dipandu oleh da`i dari pondok pesantren modern di Rangkasbitung dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak.

"Kami berharap dengan pesantren kilat ini setelah mereka kembali ke masyarakat tidak melakukan pelanggaran hukum lagi," ujarnya.

Ia juga mengatakan, selama mengikuti sistem pembinaan Pondok Pesantren hingga kini warga binaan sangat damai dan kondusif sesama tahanan.

Perilaku mereka semakin baik dan saling menghormati serta menghargai.

Selain itu juga Rutan Rangkasbitung satu-satunya di Indonesia yang menggelar Shalat Magrib berjamaah di mushola lingkungan Rutan setempat.

Petugas meyakini bahwa mereka berjamaah Shalat Magrib karena perilaku sudah berubah dengan religus yang taat dan patuh menjalankan perintah Allah Swt. "Saya yakin pengenalan ilmu agama Islam melalui pondok pesantren sangat efektif untuk membina mereka," katanya.

Dia menyebutkan jumlah narapidana dan tahanan titipan dari Kejaksaan serta Kepolisian saat ini tercatat 139 orang.

Mereka mengikuti kegiatan pondok pesantren di lingkungan Rutan Rangkasbitung mulai pukul 10.00 sampai 12.00 WIB dan mereka Shalat Dzuhur berjamaah. Setelah itu, mereka kembali belajar agama pukul 14.00 sampai 15.30 WIB.

Sementara itu, Asep, seorang warga binaan Rutan Rangkasbitung, mengaku merasa tenang mengikuti pendidikan agama Islam dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang merugikan orang lain.

"Kami jika sudah bebas nanti akan kembali di masyarakat menjadi orang baik dan berguna bagi manusia," kata Asep.

(KR-MSR/S023)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011