Bogor (ANTARA News) - Beberapa serangan tentara zionis Israel ke jalur Gaza, Palestina, terjadi di dekat lokasi pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, kata pimpinan relawan kemanusiaan Indonesia.
"Di tengah kekhusyukan rakyat Gaza menjalankan ibadah bulan suci Ramadhan 1432 Hijriah, zionis Israel kembali menunjukkan kebiadabannya dengan melancarkan sejumlah serangan ke Jalur Gaza. Beberapa serangan bahkan terjadi di dekat lokasi pembangunan RS Indonesia di Bayt Lahiya," kata ketua Presidium organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia dr Sarbini Abdul Murad, saat menghubungi ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam.
Ia juga mengemukakan bahwa serangan tersebut, seperti dilaporkan relawan MER-C yang masih berada di Gaza, juga dekat dengan posko MER-C Indonesia di Gaza.
"Pesawat-pesawat tanpa awak dan jet-jet tempur Israel tampak berterbangan di langit Gaza. Sirine ambulans pun meraung-raung silih berganti untuk mengevakuasi para korban," katanya.
Berdasarkan laporan relawannya, total korban akibat serangan Israel beberapa hari terakhir ke Gaza diperkirakan sudah mencapai 15 orang dan menyebabkan 30 orang lainnya mengalami luka berat, dan oara korban dilarikan ke RS Asy Syifa.
Dijelaskannya bahwa pada Jumat (19/8) pukul 00.01 WIB atau Kamis pukul 19.00 waktu Gaza, relawan MER-C di Gaza mulai mengirimkan pesan singkat (SMS) bahwa pada Kamis (18/8) pukul 18.30 waktu Gaza, zionis Israel telah melancarkan serangannya ke wilayah Rafah selatan.
Serangan tersebut, kata dia, mengakibatkan enam orang yang terdiri atas anak-anak dan orang dewasa pun tewas. Serangan Israel juga menghancurkan rumah-rumah penduduk di wilayah tersebut.
Tidak hanya itu, menurut Sarbini Abdul Murad, beberapa saat kemudian hantaman bom-bom Israel kembali terdengar. Kali ini suara dan getarannya lebih jelas.
"Ternyata ada dua bom lagi yang dijatuhkan Israel tidak jauh dari posko MER-C di Gaza. Serangan Israel ini mengenai markas polisi yang berada di dekat posko MER-C, tempat para relawan MER-C Indonesia selama ini tinggal di Gaza," katanya.
Dikemukakannya bahwa pada Sabtu pagi sekitar pukul 06.45 WIB, Abdillah Onim, relawan MER-C di Gaza kembali mengabarkan bahwa situasi di beberapa wilayah Gaza masih terus memanas.
Melalui pesan singkatnya, Abdillah mengabarkan bahwa pada Jumat (19/8), lima menit sebelum berbuka puasa di Gaza, tiba-tiba terdengar suara yang begitu kencang.
Ketika itu, Abdillah Onim dan istrinya yang berkewarganegaraan Palestina sedang dalam perjalanan menuju kota Jabalia (Gaza Utara) memakai kendaraan umum.
Ketika Abdillah dan istrinya tiba di Jabalia, seorang sahabat mereka menghampiri dan mengatakan untuk berhati-hati karena beberapa menit yang lalu zionis Israel baru saja menembakkan roketnya ke daerah Bait Lahiya (Bundaran Syeikh Zaet) dan menewaskan satu orang.
"Informasi ini tentu cukup mengagetkan karena lokasi kejadian hanya berjarak sekitar 30 meter dari lokasi pembangunan RS Indonesia. Serangan ini juga disiarkan di radio lokal," katanya.
"Untunglah pada saat kejadian tersebut aktivitas pembangunan RS Indonesia sedang libur karena memang hari Jumat," ujar Abdillah Onim, seperti dikutip sarbini.
Ia menjelaskan, menyusul serangan Israel tersebut, pejuang Gaza dikabarkan melakukan serangan balasan ke Israel yang menyebabkan empat warga Israel tewas.
"Kemungkinan setelah ini (tewasnya warga Israel), akan ada serangan balasan lagi dari Zionis Israel ke Gaza," katanya.
Karena itu, kata Sarbini Abdul Murad, pihaknya memohon doa dari seluruh rakyat Indonesia agar rakyat Gaza bisa menyelesaikan bulan suci Ramadhan dengan tenang dan damai hingga tibanya hari kemenangan Idul Fitri.
"Semoga zionis Israel juga tidak mengganggu aktivitas pembangunan RS Indonesia, yang merupakan amanah dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina dan kegiatan pembangunan ini tetap bisa berjalan seperti biasa," katanya.
Terkait situasi Gaza yang memanas, Abdillah Onim, selaku Ketua MER-C Cabang Gaza mengingatkan agar seluruh relawan Indonesia dan relawan lokal tidak datang ke lokasi RS Indonesia terlalu pagi dan segera meninggalkan lokasi dan mengamankan diri di dalam rumah/posko apabila terjadi sesuatu.
Misi membangun RS Indonesia di Gaza berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan asal Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza, Palestina, akhir tahun 2008 hingga awal 2009, yang saat itu tim dipimpin Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Kementerian Kesehatan dr Rustam S. Pakaya, MPH.
RS Indonesia di Gaza yang pernah disampaikan MER-C adalah berupa pusat trauma dan rehabilitasi dengan bentuk bangunan segi delapan, berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza Utara, yang merupakan wakaf dari pemerintah Gaza.
Dalam perkembangannya, MER-C menilai pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah ingkar atas komitmen untuk membantu pendirian RS Indonesia tersebut, yang sebelumnya dijanjikan bantuan Rp20 miliar.
Namun, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih membantah bahwa pemerintah Indonesia berbohong tentang komitmen untuk membantu pendirian rumah sakit di Gaza, Palestina seperti yang dituduhkan oleh MER-C.
Menkes menjelaskan pemerintah tetap menyalurkan dana sebesar Rp20 miliar, namun bukan untuk rumah sakit baru, karena berdasarkan informasi pemerintah Palestina sedang ada sebuah RS yang sedang dibangun.
"Kita meminta satu lantai tepatnya lantai lima untuk dibangun `cardiac centre` yang diberi nama Indonesia," kata Menkes.(*)
(A035)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011