Seoul (ANTARA News/AFP) - Kereta api khusus pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il pada Sabtu memasuki Rusia, kata kantor berita Yonhap, setelah laporan selama beberapa hari bahwa kepala negara tertutup itu akan mengunjungi tetangga raksasanya itu.
Yonhap mengutip sumber pemerintah Korea Selatan tak dikenal mengatakan bahwa kereta Kim ditarik ke stasiun Khasan di Rusia pada pukul 01:00 GMT setelah melintasi sungai Tumen, yang membentuk perbatasan antara kedua negara.
"Akan ada upacara penyambutan di Khasan," kata sumber itu.
Kim diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev di Ulan Ude, sebuah kota Siberia, pada Selasa, kata Yonhap.
Kim memiliki hubungan lebih dekat dengan Beijing daripada dengan Moskow, dan terakhir mengunjungi Rusia pada tahun 2002, ketika ia bertemu dengan Vladimir Putin di Vladivostok.
Perjalanan barunya itu terjadi pada saat Korea Utara menghadapi krisis kelaparan dan upaya-upaya diplomatik untuk melanjutkan perundingan multilateral tentang senjata nuklir negara komunis itu menemui jalan buntu.
Moskow Jumat mengatakan ia mengirim hingga 50.000 ton gandum ke Korea Utara.
Awal pekan ini, Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengirim pesan kepada Kim yang menyerukan Pyongyang agar bekerja sama dalam membangun pipa gas, kereta api dan saluran listrik lintas perbatasan yang sangat dijaga ketat dengan Korea Selatan.
Rusia akan mengirimkan setidaknya 10 miliar meter kubik (350 miliar kaki kubik) gas alam ke Korea Selatan setiap tahun mulai dari 2017 dan ingin membangun satu jaringan pipa di Korea Utara untuk transportasi itu.
Pembicaraan juga berlangsung antara Rusia dan Korea Utara mengenai pembangunan jaringan listrik dan kereta api.
Para ahli mengatakan, Korea Utara bisa mendapatkan puluhan juta dolar setahun dari proyek-proyek seperti itu. Namun skema belum disetujui oleh Pyongyang, meskipun sangat dibutuhkan untuk mendongkrak nilai mata uangnya.
Kedua Korea, yang secara teknis masih dalam perang, telah mulai membuka kereta api lintas perbatasan mereka pada 2007, namun layanan tersebut saat ini ditangguhkan karena ketegangan di semenanjung.
Untuk jangka panjang tujuan Korea Selatan adalah menghubungkan antara jalur rel kereta api ke Rusia dan China.
(Uu.H-AK/s008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011