Jakarta, 20/8 (ANTARA) - Stok ikan segar dan olahan menjelang lebaran dinilai dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Pasokan ikan segar dan olahan dari hasil survey Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di enam kota, yaitu Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Surabaya dan Bogor, umumnya stabil dan meningkat rata-rata sebesar 10%. Namun demikian harga ikan segar di beberapa kota tersebut mengalami peningkatan harga bervariasi, yaitu : Serang meningkat sekitar 10%, Bandung menjelang bulan puasa meningkat sekitar 20-30% dari kondisi normal, Surabaya meningkat 5-10%, Semarang mengalami kenaikan permintaan biasanya terjadi pada H-7 menjelang lebaran dengan rata - rata kenaikan hanya sebesar 1-10 %, dan Kota Bogor mengalami peningkatan rata-rata 10% juga.
Selama bulan ramadhan dan menjelang lebaran, suplai ikan segar maupun olahan dari nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan ke pasar tradisional maupun modern, relatif stabil. Ketersedian ikan di Jakarta menjelang puasa, yaitu di Muara Angke sekitar 600 ton/hari dan Muara Baru sekitar 480 ton/hari dari hari normal. Stabilnya kesediaan stok ikan menjelang lebaran karena ikan masih belum menjadi menu utama pada saat lebaran. Oleh karena itu kampanye gemar makan ikan harus terus dilakukan di berbagai daerah. Dalam mendukung kampanye tersebut, KKP juga turut melibatkan pihak swasta dalam mendistribusikan hasil perikanan dalam berbagai jenis dan bentuk yang nantinya berkeliling guna memastikan ketersedian ikan sampai ke masyarakat.
Sebagai catatan bahwa impor protein hewani, yaitu sapi dari Australia pada tahun 2010 lalu mencapai 684,5 miliar dollar Australia. Dibandingkan dengan sapi, Indonesia masih tergolong negara eksportir ikan. Nilai ekspor perikanan Indonesia tahun 2010 mencapai US$ 2,89 miliar. Tahun 2011 target ekspor menjadi US$ 3,2 miliar naik 15 persen. Laporan terbaru FAO (2010) telah menempatkan Indonesia sebagai negara produsen perikanan ketiga terbesar di dunia.
Konsumsi ikan di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan meskipun masih terbilang rendah dan di bawah anjuran konsumsi ikan sebesar 31,4 kilogram (kg) per kapita per tahun. Hingga tahun 2010, tingkat konsumsi ikan di Indonesia telah mencapai 30,47 kg per kapita per tahun atau meningkat 1,39 kg dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 29,08 kg per kapita per tahun. Pada tahun 2011, konsumsi ikan diperkirakan tumbuh signifikan menyusul kebijakan pemerintah yang menargetkan konsumsi ikan per kapita naik sebanyak 1,53 kg menjadi 32 kg per kapita per tahun.
Dibandingkan dengan menu lainnya, seperti daging yang memerlukan ritual khusus dalam penyembelihan, ikan secara nutrisi lebih unggul dan sesuai untuk balita hingga manula. Ketersediaan omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat seperti: tumbuh kembang bayi lebih cepat, anak balita lebih aktif dan cerdas, serta terhindar dari beberapa penyakit. Ikan juga membutuhkan hanya sedikit energi untuk memasaknya, berbeda dengan daging yang membutuhkan lebih banyak energi. Segmen ikan juga beragam, artinya ikan dapat memenuhi berbagai kelompok masyarakat. Di samping itu, ikan tersedia sepanjang tahun di seluruh wilayah Indonesia, sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan telah berkembang serta harga beberapa jenis ikan relatif lebih murah dari daging sapi.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP. 0811836967)
Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011