Bandung (ANTARA News)-Mantan Wapres RI, Jusuf Kalla (JK), memberi kuliah umum tentang persiapan Indonesia untuk menjadi negara mandiri pada 2045 mendatang, di Aula Barat ITB, Bandung, Sabtu.

Dalam kuliah umum bertajuk "Presidential Lecture Series" ini, JK memaparkan strategi yang perlu dilakukan untuk menuju negara yang mandiri. Hal tersebut diungkapkan berdasarkan pengalamannya selama menjabat sebagai wakil presiden dan menteri.

"Indonesia pasa 2045 nanti sangat ditentukan oleh kalian, para mahasiswa," kata JK dihadapan sekitar 300 audiens yang sebagian besar mahasiswa tersebut.

Menurut JK, indikator bagi suatu negara untuk dikatakan maju bukan terletak pada sejarahnya yang panjang atau SDM yang berkualitas. Bukan juga karena menganut paham demokrasi.

"Negara yang tidak menganut paham demokratis pun bisa maju. Jadi itu bukan ukuran. Cina misalnya, dia negara komunis yang kemajuannya semakin pesat, nyaris menyaingi Amerika," katanya.

Menurutnya, Amerika harus mewaspadai Cina karena dalam bidang penelitian ilmiah pun Cina kni berada di peringkat kedua di dunia setelah Amerika.

Untuk menjadi bangsa yang mandiri, kata dia, memang dibutuhkan waktu dan proses yang cukup lama. Namun, bukan berarti setiap kemajuan itu harus memakan waktu yang lama.

"Cina hanya butuh waktu selama 25 tahun untuk bisa maju seperti sekarang. Hal ini juga bukan tidak mungkin terjadi pada negeri ini," lanjutnya.

JK menuturkan, prosesnya harus dimulai sejak saat ini, mahasiswa punya waktu 34 tahun sebelum 2045, untuk memandirikan bagsa ini.

JK menilai, saat ini bangsa kita banyak dipenuhi oleh perasaan tidak sanggup. Hal itulah yang melemahkan mental bangsa ini. Padahal, kata dia, sesungguhnya kita ini sanggup untuk mandiri.

Mandiri yang dimaksud adalah mandiri di setiap sektor, mulai dari SDM, SDA, hingga masalah politik. Dalam sektor SDA misalnya, JK menekankan pada masalah pengelolaan energi dan kekayaan bumi yang dinilainya masih diintervensi pihak asing.

"Kemandirian itu datangnya dari kemampuan. Semangat untuk maju, kemampuan untuk tidak tergantung, kemampuan memberikan nilai tambah, dan yang terpenting adalah percaya diri, merupakan modal suatu bangsa untuk memandirikan negerinya," ungkapnya.

Di akhir ceramahnya, JK mengatakan, yang dibutuhkan bangsa ini untuk maju adalah cara berpikir ke depan atau futuristik, dan rasa percaya diri untuk mengatakan sanggup.

"Bukan berarti kita tidak belajar dari kesalahan terdahulu. Namun, cara berpikir ini yang harus mulai ditanamkan pada mahasiswa sekarang ini," tuturnya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011