Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada mengalokasikan Rp192 miliar untuk mendukung adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

"Termasuk penguatan penyediaan akses dan mutu suplai pangan dan pengarusutamaan gender dalam kebijakan dan peraturan pemerintah daerah," kata Direktur The International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) Indonesia Sonya Dewi pada lokakarya di Makassar, Kamis (24/2).

Melalui program Land4Lives atau Lahan untuk Kehidupan, dia berharap dapat mendukung pemerintah Indonesia untuk mencapai prioritas pembangunan nasional.

Hal tersebut sejalan dengan visi dan misi World Agroforestry (ICRAF) Indonesia, yakni akses yang setara untuk semua orang dalam memperoleh penghidupan yang layak melalui lanskap yang sehat, produktif, dan lestari.

Menurut Sonya, di bawah kebijakan Feminist International Assistance Policy Kanada, upaya perubahan iklim lebih efektif ketika perempuan dan anak-anak perempuan memiliki peran aktif dalam merancang, mengembangkan, dan menerapkan respons perubahan iklim dan lingkungan.

Khusus di Sulsel, lanjut dia, kerja sama akan difokuskan di Kabupaten Bone untuk memberikan pendampingan pada desa-desa yang memiliki kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak-anak perempuan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bappeda Kabupaten Bone Ade Fariq Ashar mengatakan bahwa kerja sama selama 5 tahun ke depan ini akan berkonstribusi dalam mendukung Pemkab Bone mencapai target pembangunan.

"Sekaligus menjangkau masyarakat untuk memperkuat penghidupan mereka melalui bentang alam yang lestari dan praktik pertanian cerdas iklim," ujarnya.

Baca juga: Kabupaten Bone jadi lokus kegiatan pendampingan Indonesia-Kanada

Baca juga: Sumsel susun rencana perlindungan jaga 1,4 juta hektare lahan gambut

Ilustrasi kegiatan pendampingan World Agroforestry (ICRAF) sebagai proyek kolaborasi dengan pemerintah Indonesia untuk adaptasi perubahan iklim. ANTARA/HO-ICRAF

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022