Jakarta (ANTARA News) - Pemudik kendaraan pribadi diminta untuk memanfaatkan tiga jalur utama setelah pintu keluar tol Cikampek dan menghindari keberangkatan pada puncak arus mudik pada H-3 dan H-4 jika ingin perjalanannya lancar dan tidak terjebak macet.

"Prediksi kami, pada saat arus puncak itu kondisi pintu keluar tol Cikampek akan macet," kata Kepala Cabang PT Jasa Marga Tbk, Cabang Tol Jakarta-Cikampek, Budi Pramono kepada pers di Jakarta, Kamis.

Pengguna mobil pribadi, sesuai data Kementerian Perhubungan, pada angkutan lebaran (H-7 dan H+7) tahun ini diperkirakan meningkat 6,08 persen dari 1,54 juta pada pada tahun lalu, menjadi 1,63 juta kendaraan tahun ini.

Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada pemudik tidak fanatik menggunakan jalur utara (pantura) ketika menuju ke Cirebon, Jawa Tengah tapi juga melalui jalur utama tengah dan selatan, setelah keluar tol Cikampek.

"Manajemen trafik buka tutup akan digunakan ketika arus puncak sehingga arus tidak hanya ke utara pantura, tetapi juga lewat jalur tengah dan selatan yang sama-sama berujung ke Cirebon," katanya.

Idealnya, kata Budi, mestinya bisa disiapkan sistim lalu lintas yang memungkinkan pemudik sudah terbagi jalurnya setelah keluar tol Cikampek yakni pemudik yang hendak ke Jawa Timur "wajib" menggunakan jalur pantura, pemudik Jawa Barat dan sekitarnya jalur tengah dan pemudik tujuan Jawa Tengah seperti Yogyakarta, lewat jalur selatan.

"Jika hal itu bisa dilakukan, maka kami optimis, kepadatan seputar Cikampek saat mudik bisa teratasi," katanya.

Budi menjelaskan, ketiga jalur yang dimaksud, dari segi jarak dan lama tempuh hanya berbeda sekitar 20-30 menit saja dengan rata-rata waktu tempuh empat jam.

Ia merinci, berdasarkan hasil survei 23-24 Juli 2011, jalur utara dengan jarak 214 km dari Cikampek-Kanci Cirebon melintasi Pamanukan, Jatibarang, Palimanan dan tol Palikanci memakan waktu tempuh empat jam dan 14 menit.

Sedangkan jalur tengah, Cikampek, Sadang, Cikamurang, Kadipaten, Palimanan dengan jarak 224 km dan waktu tempat empat jam dan 29 menit.

Kemudian, jalur selatan, dapat ditempuh dari Cikampek, Padalarang, Cileunyi, Sumedang, Kadipaten dan Palimanan berjarak 256 km dapat ditempuh empat jam, 48 menit. "Jalur tengah dan selatan, relatif lebih lancar karena tidak terganggu pasar tumpah dan lainnya," katanya.

Namun, Budi menegaskan, bahwa usulan Jasa Marga tersebut, belum tentu bisa diterapkan pada musim angkutan lebaran tahun ini. "Ini baru wacana dan pemikiran kami. Namun, bisa saja secara formal akan diusulkan kepada Kementerian Perhubungan dan pihak terkait lainnya, jika memang tanggapannya positif," katanya.

Pada kesempatan itu, Budi juga mengemukakan, tips lain agar pemudik terhindar macet yang luar biasa di jalur utama tol Jakarta-Cikampek adalah berangkatlah pada siang atau malam, bukan waktu-waktu khusus seperti setelah sahur atau berbuka.

"Kalau bersamaan setelah sahur dan berbuka, berangkat, ya pasti macet di tol Jakarta-Cikampek," katanya.

Jalan tol Jakarta-Cikampek selama angkutan lebaran tahun ini diperkirakan menampung arus kendaraan saat puncak sebesar 73 ribu kendaraan per hari untuk gerbang tol Cikarang Utama dan di Cikampek sebesar 36 ribu kendaraan per hari.

Lalu lintas harian sebesar itu menyumbang pendapatan harian sebesar Rp2,5 miliar per hari dan jika memasuki arus lebaran diperkirakan meningkat 10-20 persen.

Pendapatan tol Jakarta-Cikampek pada 2010 mencapai Rp679,2 miliar dan pada tahun ini ditargetkan Rp767,5 miliar.

"Realisasi hingga Juni tahun ini mencapai Rp375,4 miliar," katanya.

Sedangkan pendapatan pada angkutan lebaran dari H-10 hingga H+10 pada tahun lalu mencapai Rp68,9 miliar dan target tahun ini mencapai Rp68,1 miliar.
(E008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011