Sidoarjo (ANTARA News) - Pengelola pasar induk agrobisnis (PIA) Puspa Agro Jemundo, Kletek, Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, menyatakan "perang" terhadap buah impor di sejumlah stan pedagang buah di kawasan perdagangan tersebut.
"Kami ingin meningkatkan daya saing produk lokal di pasar setempat. Apalagi, usaha kami berbentuk PT sehingga tidak masalah jika melarang buah impor dijual di sini," kata Direktur Utama PT Jatim Grha Utama, pengelola PIA Puspa Agro Jemundo Erlangga Satriagung Jumat.
Ia yang ditemui dalam acara buka bersama dengan manajemen Puspa Agro, di Sidoarjo, menyatakan mendukung kampanye perang terhadap buah impor tersebut.
Untuk itu pihaknya menggaet sejumlah kalangan baik pemerintah daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
"Kami bersama jajaran kedinasan seperti perdagangan dan perindustrian ingin supaya produksi buah dan sayur lokal dapat bersaing dengan produk impor," ujarnya.
Ia mencontohkan, di antaranya apel Batu dan jeruk Pontianak yang keduanya hanya kalah ditampilan. Sementara, dari segi rasa buahnya masing-masing memiliki kekhasan cita rasa yang tak dimiliki buah impor.
"Coba lihat saja apel impor, banyak yang lapisan luarnya mengandung lilin. Kalau terlalu banyak makan buah itu, kesehatan masyarakat di Indonesia bisa terganggu," katanya.
Terkait aplikasi kampanye stop buah impor, ia mengaku, telah melakukannya di Puspa Agro yakni dengan melarang pedagang buah memperdagangkan buah impor.
"Hasilnya, pada 18 Agustus 2011 kami berhasil mendapatkan sembilan ton buah impor dari 12 pedagang buah di pasar ini," katanya.
Untuk memutus rantai konsumsi di lapangan, ia membeli, sembilan ton buah impor tersebut senilai Rp80 juta dan membagikannya kepada sejumlah hewan di Kebun Binatang Surabaya (18/8).
"Kalau petani belum sanggup menjual buah lokal dengan variasi yang lengkap, kami siap mendatangkan buah yang kualitasnya bagus. Untuk biayanya, berapapun akan kami alokasikan supaya percepatan bisnis buah lokal kian berkembang," katanya.
Apalagi, tambah dia, sejak awal didirikannya Puspa Agro bertujuan tidak memfasilitasi produk asing.
"Jika di pasar tradisional dan modern masih jual buah impor, terserah mereka. Kami hanya bertanggung jawab agar di sini nihil buah impor. Toh buah lokal seperti manggis, durian, buah naga bisa dioptimalkan," katanya.
(ANT-071/M027)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011