Semarang (ANTARA News) - PSIS Semarang masih menunggu keputusan ketua umumnya Soemarmo terkait rencana merger dengan Semarang United menghadapi kompetisi sepak bola 2011-2012.
"Keputusan final memang ada pada ketua umum, meskipun klub-klub anggota PSIS sudah memberikan masukan baiknya ke depan seperti apa," kata Sekretaris Umum PSIS, Setyo Agung Nugroho, di Semarang, Jumat.
Berbagai klub anggota PSIS yang jumlahnya 25 klub tersebut, Jumat, dikumpulkan oleh Ketua Umum PSIS, Soemarmo, untuk membicarakan tim itu pada masa mendatang.
Berbagai klub tersebut menyetujui PSIS dimerger dengan klub Liga Primer Indonesia (LPI), Semarang United, tetapi keputusan tersebut belum final.
Ketua PSSI Kota Semarang, Anggoro Mardi Husodo, mengemukakan, masalah paling vital yang dihadapi PSIS adalah stadion karena tim itu tidak mungkin menggunakan Stadion Citarum untuk "home base-nya".
Stadion Jatidiri yang menjadi milik Pemprov Jawa Tengah tidak bisa digunakan sebagai "home base" jika tidak merger karena dikelola Semarang United.
Yoyok Mardijo (panggilan akrab Anggoro Mardi Husodo, red.) mengatakan, klub-klub setuju untuk merger dengan catatan tetap menggunakan nama PSIS, logo yang sama, dan "home base" tetap harus di Semarang.
Klub pemilik PSIS menyatakan bahwa PSIS harus berada dalam posisi tawar yang lebih tinggi karena sejarah dan nama besar, serta basis pendukungnya yang lebih besar.
"Asal nama dan logo tetap PSIS, itu merupakan harga mati karena PSIS tidak memiliki jalan lain. Masak PSIS harus membangun stadion terlebih dulu," kata Pembina Klub Unika Soegijapranata, Ferdinand PS.
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mensyaratkan lima aspek agar suatu tim bisa berlaga pada musim kompetisi mendatang, yaitu aspek legal, finansial, "supporting", infrasturktur, dan sumber daya manusia (SDM).
PSIS tinggal memenuhi dua aspek yaitu legal dan finansial karena tiga aspek sudah bisa dipenuhi yaitu "supporting" (pembinaan pemain muda melalui Puslat PSIS), infrastruktur (Stadion Jatidiri), dan SDM.
(H015/M029)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011