Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat sore melemah karena dipicu kondisi pasar global yang minim sentimen positif.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Jumat sore melemah sebesar 22 poin menjadi 8.552 per dolar AS dibanding hari sebelumnya 8.530.
Pengamat pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova, mengatakan, kondisi pasar uang dalam negeri dipengaruhi oleh buruknya pasar saham baik eksternal maupun internal.
"Pasar saham tertekan cukup kuat dipicu dari target pertumbuhan ekonomi global yang turun, sehingga mendorong pelaku pasar mencari tempat `safe haven` untuk mengamankan asetnya," kata dia.
Menurut dia, mata uang dolar AS yang masuk dalam kelompok "safe haven" berada dalam penguatan terhadap mata uang Asia lainnya termasuk pada mata uang Indonesia.
Selain dalam bentuk dolar AS, tambah dia, pelaku pasar juga cenderung mengamankan asetnya dalam bentuk logam mulia atau emas.
"Cukup banyak transaksi ke dalam bentuk dolar AS dan emas karena dianggap dapat menjaga nilai asetnya," katanya.
Ia menambahkan, pasar global yang masih diselimuti sentimen negatif itu membuat aktifitas emerging market berkurang dibanding hari biasanya, kondisi itu membuat dolar AS menguat karena ketakutan investor sehingga cenderung memegang tunai.
"Belum munculnya sentimen positif membuat investor cenderung membatasi kegiatannya atau hanya mengambil posisi `wait and see`, diperkirakan setelah adanya sedikit sentimen positif akan dapat mengembalikan kepercayan investor untuk kembali masuk ke dalam pasar," ujar Rully.
Meski demikian, kata dia, negara-negara berkembang, termasuk Indonesia yang masih optimis mencatatkan pertumbuhan, diperkirakan dapat menahan dampak negatif global, sehingga hanya dirasakan dalam jangka pendek saja.
"Negara berkembang yang optimis dapat terus tumbuh akan menjadi pilihan investasi bagi investor, sehingga arus dana asing akan mengalir ke `emerging market` dalam jangka menengah," kata dia.
(KR-ZMF/A027)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011