Kami masih melakukan pendataan warga korban pergerakan tanah
Lebak (ANTARA) - Data rumah warga terdampak bencana pergerakan tanah di Kabupaten Lebak Provinsi Banten bertambah dari sebelumnya 40 rumah menjadi 43 rumah dengan 173 jiwa.
"Kami masih melakukan pendataan warga korban pergerakan tanah," kata Sekertaris Desa Curug Panjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Sukri. di Lebak, Kamis.
Menurut Sukri, selain 43 rumah warga terdampak, juga ada tiga bangunan lainnya yakni, masjid, majelis taklim, dan sekolah madrasah, sejak sebulan terakhir. "Warga terdampak untuk sementara berada di pengungsian," katanya.
Bencana tanah bergerak di Fesa Curug Panjang terjadi hujan turun dengan insites tinggi, sehingga dikahatirkan jika warga tetap berada di rumahnya masing-masing.
"Kami mencatat, ada 120 orang yang tinggal sementara di tiga tenda pengungsian. Tujuh orang sakit sehingga mengungsi di rumah kerabat, sedangkan warga lainnya masih bertahan tinggal di rumah miliknya," katanya.
Camat Cikulur Kabupaten Lebak, Sukmajaya. mengingatkan, warga korban bencana alam agar tetap tenang, karena pemerintah berupaya menangani dengan baik.
Menurut Sukmajaya, warga koban bergerakan tanah bisa direlokasi karena rumahnya retak.
Salah satu warga Desa Curug Panjang Kabupaten Lebak, Ani (40), mengatakan, kondisi rumah miliknya retak-retak, bahkan kayu atap terputus akibat pergerakan tanah.
"Kami tinggal di tenda pengungsian karena khawatir rumahnya roboh, apalagi curah hujan masih tinggi, " katanya.
Baca juga: Satu rumah warga Lebak roboh akibat pergerakan tanah
Baca juga: Rumah warga yang rusak akibat gempa di Pandeglang bertambah jadi 2.423
Baca juga: Gempa berdampak ke 19 kecamatan di Lebak
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2022