Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama dipisah menjadi dua Dirjen yakni Dirjen Bimas Islam dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh. "Dengan perluasan struktur di lingkungan Depag, maka kalau ada ramai-ramai seperti di Poso, saya langsung bisa kirim orang (Dirjen Bimas Islam -red) ke sana, sementara Dirjen Haji biar fokus ke haji saja," kata Menteri Agama Maftuh Basyuni kepada pers usai melantik 46 pejabat Eselon II Depag di Jakarta, Jumat. Selain pemisahan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, Dirjen Bimas Hindu dan Budha juga dipisah menjadi Dirjen Bimas Hindu dan Dirjen Bimas Budha sehingga tugasnya menjadi lebih fokus. Dengan demikian jumlah struktur pejabat eselon I yang sebelumnya berjumlah enam menjadi delapan, yakni Dirjen Bimas Islam, Dirjen Bimas Kristen, Dirjen Bimas Katholik, Dirjen Bimas Hindu, Dirjen Bimas Budha, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Dirjen Pendidikan Islam dan Badan Litbang dan Diklat. Menag mengakui, struktur Depag menjadi bengkak dengan peraturan baru mengenai organisasi, sebab jika tetap tipis seperti sebelumnya, para pegawai di Depag cepat lelah sehingga kinerja menjadi tidak sesuai diharapkan. Menurut Menag, Dirjen penyelenggaraan haji harus tersendiri karena masalah haji merupakan masalah yang berat dan perlu fokus. Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan secara keseluruhan penyelenggaraan haji 2006 dinilai cukup baik, namun masih banyak catatan yang harus diperbaiki, yakni masalah pemondokan dan masalah penerbangan. "Masalah pemondokan memang kita tidak mampu menyewa yang lebih baik, dengan Bangladesh saja masih kalah (plafonnya -red), kalau itu ditingkatkan tahun depan, tentu pemondokan kita akan lebih baik," katanya. Sedangkan masalah penerbangan, ujarnya, akibat terlalu banyak terjadi keterlambatan sehingga membuat jemaah haji menjadi lelah.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006