Jakarta (ANTARA) - Kepala Satgas Pangan (Kasatgas) Polri Irjen Pol Helmy Santika mengatakan stok kebutuhan bahan pokok secara nasional mencukupi menjelang bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2022.

“Secara umum stok kebutuhan bahan pokok itu cukup, baik itu beras, gula, daging sapi, daging ayam, telur, minyak dan sebagainya,” kata Helmy dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.

Ia menyebutkan jajaran Polri dan jajaran Satgas Pangan dari kementerian/lembaga lainnya melaksanakan rapat koordinasi (rakor) dengan seluruh pemangku kepentingan dan pihak terkait di bidang pangan dalam upaya kesiapan menjelang hari besar keagamaan nasional yaitu puasa dan lebaran.

Dalam rakor tersebut dipaparkan tentang kondisi stok mulai dari ketersediaan, distribusi dan harga bahan pokok yang ada pada saat ini.

Baca juga: Polri belum temukan indikasi penimbunan minyak goreng

“Ini adalah rapat awal, sebagai langkah koordinasi Satgas Pangan dengan jajaran pemangku kepentingan lain untuk bisa meyakinkan masyarakat bahwa menjelang puasa dan lebaran stok aman,” katanya.

Untuk itu, lanjut dia, masyarakat diimbau tidak panik dan melakukan pembelian kebutuhan pokok dalam jumlah berlebihan (panic buying), atau upaya untuk mengambil keuntungan pada saat situasi seperti sekarang ini.

Helmy menyebutkan, rakor terkait kesiapan stok pangan akan dilanjutkan minggu depan, selain dihadirkan oleh pemangku kepentingan (regulator), juga menghadirkan para operator, dan produsen dengan maksud untuk bisa lebih mengetahui lebih real bagaimana produksinya, bagaimana upaya pemenuhan stoknya, berapa distributornya, kemudian disuplai kemana saja.

“Kami akan coba hadirkan lebih lengkap lagi. Jadi ini (rakor) adalah langkah awal dalam upaya mengantisipasi bulan puasa dan lebaran jangan sampai terjadi gejolak harga, kelangkaan barang, apalagi ada hambatan-hambatan dalam upaya distribusinya,” ungkap Helmy.

Helmy menambahkan, Polri dan Satgas Pangan lainnya berkomitmen untuk mendukung dan mendorong jangan sampai terjadi hambatan dalam distribusi stok pangan ke masyarakat.

“Kalaupun saat ini sedang masa pandemi, sudah ada kebijakan pemerintah untuk hal-hal yang masuk dalam sektor esensial tidak boleh terhambat,” ujarnya.

Sementara itu, terkait kenaikan harga daging sapi yang membuat sejumlah pedagang mogok berjualan, Helmy menjelaskan, bahwa pemenuhan daging sapi untuk masyarakat didukung dari sapi lokal dan sapi impor.

Menurut dia, kenaikan harga daging impor diduga karena faktor distribusi dari negara pengekspor ke Indonesia, karena secara regulasi persetujuan impor dan realisasinya sudah berjalan baik.

Impor daging sapi yang masuk ke Indonesia bermacam ada sapi potong, sapi bakalan siap potong, daging beku dan karkas. Oleh karenanya, untuk bisa sampai dengan produksi di pasar, sapi bakalan siap potong setelah diimpor harus digemukkan selama 120 hari atau mencapai bobot 450 kg baru bisa dipotong.

“Nah kemungkinan saat ini masih proses penggemukan. (karena) kalau dilihat data (pasokan), Insya Allah cukup,” kata Helmy.

Baca juga: Polri temukan dugaan penimbunan dan penyelewengan minyak goreng
Baca juga: Satgas Pangan: Penimbun minyak goreng akan ditindak hukum


Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022