kota-kota berkomitmen untuk merencanakan setidaknya satu aksi iklimJakarta (ANTARA) - Penggunaan energi bersih dan transportasi umum menjadi kunci untuk mengatasi perubahan iklim, kata Direktur Regional Asia Timur, Tenggara dan Oseania C40 Milag San Jose-Ballesteros.
C40 adalah jaringan kota-kota besar di dunia yang berkomitmen melakukan langkah-langkah progresif mengatasi perubahan iklim termasuk DKI Jakarta yang sudah bergabung dalam jaringan kota tersebut.
Dalam agenda virtual G20 diikuti dari Jakarta, Kamis, Milag mengatakan, dalam pemulihan COVID-19 perlu memprioritaskan stimulus hijau atau yang mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan seperti kebijakan menggunakan energi bersih.
"Prioritaskan dan berinvestasi di energi bersih. Jadi salah satu kuncinya adalah bertransisi dari energi dengan bahan bakar fosil, beralih memaksimalkan penggunaan energi bersih," kata Milag dalam agenda yang bertajuk "Fostering Collaboration between Cities to Accelerate Solution Toward Climate Change, the Pandemic and Economic Recovery".
Baca juga: Anies bersama Gubernur Tokyo terpilih jadi anggota Komite Pengarah C40
Baca juga: Jakarta tuan rumah C40 Cities Climate Action Planning Programme
Aksi lain yang perlu dilakukan untuk mendorong kota-kota pulih dengan mengusung prinsip hijau adalah melindungi dan mendorong transportasi massal.
Hal itu penting karena ketika masyarakat sudah kembali bekerja di kantor atau bersekolah maka transportasi massal menjadi salah satu fokus karena sifat moda transportasi tersebut yang akan mengumpulkan banyak orang.
"Ketika berbicara mengenai mengatasi perubahan iklim, transportasi publik memiliki peran kunci," katanya.
Dia menjelaskan bahwa dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim ke-26 (COP-26) terdapat kampanye Cities Race to Zero di mana ribuan kota-kota di seluruh dunia, termasuk Jakarta, telah bergabung menyampaikan komitmen untuk menekan emisi karbon pada 2030 dan mencapai penyerapan bersih pada 2050 atau lebih awal.
"Salah satu kunci penting terkait Cities Race to Zero adalah kota-kota berkomitmen untuk merencanakan setidaknya satu aksi iklim yang adil," ujar Milag, yang juga berperan sebagai Pemimpin Keanekaragaman Selatan Global C40.
Baca juga: Pemimpin C40 apresiasi transformasi kampung Sunter
Aksi lain yang perlu dilakukan untuk mendorong kota-kota pulih dengan mengusung prinsip hijau adalah melindungi dan mendorong transportasi massal.
Hal itu penting karena ketika masyarakat sudah kembali bekerja di kantor atau bersekolah maka transportasi massal menjadi salah satu fokus karena sifat moda transportasi tersebut yang akan mengumpulkan banyak orang.
"Ketika berbicara mengenai mengatasi perubahan iklim, transportasi publik memiliki peran kunci," katanya.
Dia menjelaskan bahwa dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim ke-26 (COP-26) terdapat kampanye Cities Race to Zero di mana ribuan kota-kota di seluruh dunia, termasuk Jakarta, telah bergabung menyampaikan komitmen untuk menekan emisi karbon pada 2030 dan mencapai penyerapan bersih pada 2050 atau lebih awal.
"Salah satu kunci penting terkait Cities Race to Zero adalah kota-kota berkomitmen untuk merencanakan setidaknya satu aksi iklim yang adil," ujar Milag, yang juga berperan sebagai Pemimpin Keanekaragaman Selatan Global C40.
Baca juga: Pemimpin C40 apresiasi transformasi kampung Sunter
Baca juga: Perubahan iklim berpotensi sebabkan kerugian ekonomi akibat krisis air
Baca juga: Sri Mulyani : Pandemi COVID-19 bawa dampak baik pada perubahan iklim
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022