Apresiasi tersebut disampaikan dalam pembicaraan langsung melalui saluran telepon antara Presiden Yudhoyono dan salah satu pimpinan tim ekspedisi merdeka, Sabar (53), sebelum Presiden menghadiri acara silaturahim dengan para teladan di kompleks Pekan Raya Jakarta Kemayoran, Kamis malam.
"Saya bersama Wapres dan para menteri ada di Jakarta, saya mendengar alhamdulillah katanya Pak Sabar dan Pak Budi dan tim sudah mengibarkan bendera di Elbrus, selamat, Indonesia bangga," kata Presiden.
Sabar, pendaki profesional, meski penyandang cacat namun bersama timnya berhasil mencapai puncak Elbrus dan mengibarkan sang merah putih selama lima menit di puncak Elbrus dalam suhu minus 10 derajat Celcius.
"Saya bersyukur di tengah cuaca buruk mendaki dengan kondisi, akhirnya bisa sampai puncak," kata Sabar menceritakan pengalaman di Elbrus.
Sebetulnya sambungan telepon antara tim ekspedisi Merdeka dengan Presiden direncanakan dilangsungkan pada 17 Agustus sore namun karena terjadi gangguan cuaca maka baru bisa dilangsungkan pada 18 Agustus malam waktu Indonesia.
Sabar menceritakan memulai pendakian pada pukul 10.00 waktu setempat dan berhasil capai puncak pada pukul 16.00 waktu setempat.
Presiden menyatakan kebanggaannya atas keberhasilan tim ekspedisi Merdeka dan menilai hal tersebut mencerminkan nilai-nilai bangsa Indonesia yang teguh dalam mencapai tujuan.
"Terimalah kebanggaan, semoga ini lambangkan yang baik, itu bangsa kita, disertai perjuangan yang berat semoga Tuhan ridhoi perjuangan kita," kata Presiden.
Ia menambahkan, "Terimalah selamat dari kami semua, semoga ini jadi catatan sejarah yang gemilang, semoga kembali dengan selamat."
Saat melakukan pembicaraan telepon, Presiden didampingi Wapres Boediono, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam dan Menpora Andi Mallarangeng.
Turut menyaksikan Ibu Negara Ani Yudhoyono, Herawati Boediono dan Menkes Endang Sedyaningsih.
Pria asal Solo ini memang sudah terbiasa mendaki gunung, bahkan tebing. Sabar bahkan pernah meraih medali emas kejuaraan panjat dinding se-Asia di Korea pada tahun 2009.
(P008/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011