Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebutkan empat strategi dalam menghadapi bencana di acara penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana Tahun 2022 di Jakarta, Kamis.
"Saya ingin menyampaikan empat hal penting untuk menjadi perhatian segenap jajaran BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), BPBD (Badan Penanggulanga Bencana Daerah), termasuk dalam menindaklanjuti kesepakatan Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2022," kata Wapres melalui konferensi video dari Jakarta, Kamis.
Pertama, kata Wapres, penguatan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana harus tetap dijadikan prioritas dalam meningkatkan ketahanan dan ketangguhan bencana. Hal itu sebagaimana amanat dari Rencana Induk Penanggulangan Bencana 2021-2044.
Wapres menjelaskan capaian penanganan COVID-19 harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk meningkatkan edukasi dan kolaborasi dengan semangat gotong-royong. Sehingga, kesadaran, kepedulian, dan budaya masyarakat dalam menghadapi bencana tidak hanya tangguh, tetapi juga aktif dalam menjaga lingkungan dan kelestarian alam.
Kedua, Wapres menekankan agar penanganan tanggap darurat terus diperkuat, terutama percepatan proses penanganan guna mengurangi korban dan kerugian.
Ketiga, lanjutnya, proses pemulihan pascabencana harus semakin diperbaiki. Sebab, menurut Wapres, masa pemulihan merupakan salah satu fase terpenting dalam membangun motivasi dan kepercayaan masyarakat untuk dapat bangkit dari akibat bencana yang dialaminya.
"Penguatan proses pemulihan pascabencana tidak kalah penting. Prinsip membangun kembali menjadi lebih baik, lebih aman dan berkelanjutan, build back better, safer, and sustainable, perlu diupayakan dengan pelibatan unsur masyarakat dan mitra secara partisipatif. Dalam hal ini, prinsip tujuan pembangunan berkelanjutan sekaligus ditegakkan, leave no one behind," jelasnya.
Wapres juga meminta masyarakat terdampak bencana kembali menjalani kehidupan normal dan baik. Sehingga, seluruh proses pemulihan pascabencana dapat selesai secara tuntas.
Keempat, Wapres mengingatkan masih ada beberapa penuntasan pascabencana yang menjadi tugas bersama, antara lain pemulihan pascabencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Provinsi Sulawesi Tengah, pascabencana gempa bumi di Provinsi Banten, penanganan dampak pascabencana erupsi Gunung Semeru di Provinsi Jawa Timur, dan penanganan pascabencana badai Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Semua penanganan masih on progress. Saya minta untuk terus dipantau dan ditangani hingga tuntas," tegasnya.
Wapres juga berpesan agar rumusan yang telah dihasilkan dalam Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2022 dapat dilaksanakan secara efektif di lapangan dan membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Rumusan kesepakatan dan rencana aksi harus netes dalam kerja nyata. Tidak cukup dalam tataran konsep dan kesepakatan saja, tapi sungguh-sungguh terimplementasi secara efektif dan solutif di lapangan," tukasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan serupa, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi BNPB atas penyelenggaraan Rakornas Penanggulangan Bencana yang berjalan dengan lancar.
Muhadjir mengingatkan kembali agar BNPB melanjutkan program mengenai edukasi kebencanaan sebagai upaya peningkatan strategi tanggap bencana.
"Tidak kalah penting, Presiden (Joko Widodo) telah menyampaikan bahwa BNPB dan seluruh jajaran diharapkan segera membangun sistem edukasi kebencanaan yang saya kira ini sudah dirintis sejak dulu, agar dilanjutkan," ujarnya.
Turut hadir pada acara tersebut antara lain Kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto, Kepala BNPB periode 2019-2021 Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, dan Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Yandri Susanto.
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan BNPB utamakan pencegahan bencana
Baca juga: Mahfud MD: Kolaborasi jadikan penanggulangan bencana efektif
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022