Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan setiap orang Islam pasti terhina dengan pemuatan kartun Nabi Muhammad SAW oleh media massa Denmark, "Jyllands Posten", pada akhir 2005, namun PBNU berharap umat Islam tidak terpancing untuk melakukan tindakan anarkis dalam menanggapi hinaan itu. "Tentu kita umat Islam merasa sangat terhina oleh tindakan bodoh orang-orang fanatik yang melecehkan Nabi kita. Sungguh tidak bisa dimengerti bagaimana mungkin masyarakat yang selama ini mengklaim dirinya paling beradab bisa berpikir dan berbuat serendah itu," kata Ketua PBNU, Masdar Farid Mas"udi di Jakarta, Jumat. PBNU, kata Masdar, memprotes keras pemuatan karikatur itu. PBNU, katanya, memahami dan mendukung protes serupa yang dilayangkan umat Islam. Namun demikian, ia berharap karikatur itu tidak membuat umat Islam melakukan tindakan berlebihan, apalagi yang mengarah pada tindakan anarkis. "Dengan perasaan pedih, saya mengimbau segenap umat Islam di seluruh dunia untuk tetap tenang, tidak terprovokasi dan bertindak emosional. Kita memang telah dihina, tapi kita tidak perlu balas menghina. Orang yang menghinakan orang lain pada hakikatnya tengah menghinakan dirinya sendiri secara berlipat ganda," katanya. Masdar juga meminta umat Islam melihat terlebih dahulu sikap pemerintah Denmark terhadap koran yang pertama kali memuat kartun Nabi Muhammad tersebut. "Kita lihat saja apakah masyarakat Barat akan mengambil tindakan setimpal, bukan sekedar basa-basi, kepada warganya yang telah melakukan pelecehan terhadap umat agama lain dengan perasaan penuh kebencian dan keangkuhan," katanya. Menurut Masdar, yang paling bermasalah dengan penghinaan iu adalah pelaku penghinaan itu sendiri. Jika mereka sadar akan kebodohannya dan menyatakan penyesalan maka masalah pun selesai. "Tapi jika mereka tetap ngotot dalam kebodohannya dan keangkuhannya, maka itu membuktikan bahwa mereka memang begitu untuk selamanya," katanya. Serangkaian protes dilontarkan umat Islam menyusul pemuatan karikatur Nabi Muhammad tersebut. Dalam karikatur itu, Nabi Muhammad, yang oleh umat Islam sendiri dilarang untuk dilukis sosoknya, digambarkan sebagai lelaki Arab berjambang dan mengenakan sorban bom. Tidak hanya di Denmark, rubrik foto situs Harian Rakyat Merdeka edisi Kamis (2/1) juga memuat ulang gambar karikatur karya Kurt Westergaard itu dengan jelas. Hanya saja di situs pada bagian mata gambar karikatur itu diblok warna merah. Hari ini, selepas pelaksanaan shalat Jumat, Forum Umat Islam akan menggelar tabligh akbar memprotes pemuatan karikatur yang melecehkan Nabi Muhammad dan umat Islam itu di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (*)
Copyright © ANTARA 2006