"Itu hasil musyawarah ahli hisab Majelis Tarjih Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) di Kantor PWM Jatim pada 5 Juli 2011," kata Sekretaris PWM Jatim H Nadjib Hamid di Surabaya.
Menurut dia, keputusan tentang lebaran itu didasarkan pada hasil perhitungan dengan sistem hisab hakiki yang dilakukan tim dari markas Majelis Tarjih Tanjung Kodok, Lamongan.
"Hasil hitung Majelis Tarjih PWM menunjukkan bahwa ijtimak akhir Ramadhan 1432 Hijriah akan terjadi pada 29 Agustus 2011 yang bertepatan dengan 29 Ramadhan 1432 H antara 10.04.03 WIB sampai pukul 10.05.16 WIB," katanya.
Pada saat itu, katanya, matahari terbenam pada pukul 17.30.53 WIB dengan "hilal" (rembulan usia muda sebagai pertanda awal bulan/kalender) akan terlihat pada ketinggian 1 derajat 55 menit 11 detik.
"Dengan tampaknya hilal ini, kesimpulannya pada hari Selasa tanggal 30 Agustus 2011 itu sudah merupakan awal Syawal untuk mengakhiri puasa Ramadhan," katanya.
Sementara itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memprediksi awal Syawal 1432 Hijriah mungkin tidak akan bersamaan waktunya, karena ketinggian hilal di bawah dua derajat.
"Kalau awal Ramadhan 1432 Hijriah bisa bersamaan, tapi awal Syawal 1432 H ada kemungkinan tidak bisa bersamaan karena ketinggian hilal di bawah dua derajat," kata Ketua Lajnah Falakiyah PWNU Jatim Dr H Abd Salam Nawawi MAg kepada ANTARA di Surabaya.
Didampingi Wakil Ketua PWNU Jatim HM Sholeh Hayat, dia menjelaskan kalender PWNU Jatim mencatat ijtimak untuk awal Syawal 1432 H terjadi pada 29 Agustus 2011 pukul 10.05 WIB dengan tinggi hilal hakiki 1 derajat 57 menit 45,08 detik.
"Karena tinggi hilal tidak mencapai dua derajat, maka kemungkinan akan terjadi perbedaan lebaran, yakni ada yang ber-Idul Fitri pada 30 Agustus dan ada pula tanggal 31 Agustus," katanya.
Namun, katanya, PWNU Jatim akan tetap melakukan "rukyatul hilal" (melihat hilal secara kasat mata) untuk menentukan awal Syawal, apakah 30 Agustus atau 31 Agustus. "Ada 11 lokasi strategis untuk rukyatul hilal, seperti Ujungpangkah Gresik, Tanjungkodok Lamongan, Nambangan Surabaya, dan sebagainya," katanya. (E011)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011