Grozny, Rusia (ANTARA News) - Pasukan keamanan Rusia membunuh sedikitnya tujuh orang yang diduga gerilyawan di Chechnya, Rabu, kata seorang juru bicara pemimpin yang didukung Moskow di kawasan itu.

"Menurut informasi awal, tujuh militan tewas," kata Alvi Karimov, juru bicara pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, kepada wartawan di Grozny, ibu kota Chechnya, lapor Reuters.

Ia menambahkan, seorang pembantu panglima perang tingkat tinggi Chechnya Hussein Gakayev termasuk diantara mereka yang tewas dalam bentrokan di dekat Vedeno, sebuah desa sekitar 50 kilometer sebelah tenggara Grozny.

Pemerintah Rusia mempercayai Ramzan Kadyrov karena bisa menjaga perdamaian yang rapuh, dan operasi keamanan yang menewaskan banyak orang telah berkurang dalam beberapa tahun ini.

Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.

Kremlin hingga kini masih berusaha mengatasi gerilyawan muslim di Kaukasus, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya.

Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.

Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.

Serangan-serangan itu telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis.

Pada 4 Mei, komite anti-teror nasional Rusia mengumumkan, pasukan keamanan membunuh seorang militan utama Al-Qaeda di Chechnya yang mengkoordinir gerilyawan asing di Kaukasus Utara.

Militan yang bernama Doger Sevdet itu adalah seorang warga Turki yang memiliki julukan Abdullah Kurd dan "utusan Al-Qaeda di Kaukasus Utara", kata komite itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan kantor-kantor berita Rusia.

Militan itu tewas pada 3 Mei, dua pekan setelah Rusia membunuh seorang militan penting lain Al-Qaeda, gerilyawan Saudi yang dikenal sebagai Moganned dalam apa yang disebut analis sebagai salah satu keberhasilan keamanan terbesar di kawasan itu selama beberapa tahun ini.

Kematian Sevdet itu juga diumumkan setelah pembunuhan pemimpin global Al-Qaeda Osama bin Laden oleh pasukan AS di Pakistan yang disebut Kremlin sebagai "keberhasilan serius dalam perang melawan terorisme internasional".

Pada 18 April, pasukan keamanan Rusia membunuh seorang pemimpin gerilya muslim yang mendalangi serangan-serangan di Kaukasus Utara dan mengancam Moskow, kata pihak berwenang federal.

Kantor-kantor berita Rusia mengutip Komite Anti-teror Nasional (NAK) yang mengatakan, pasukan keamanan menembak mati Israpil Validzhanov dan tiga rekannya di Dagestan, provinsi sebelah timur Chechnya yang dilanda kekerasan.

Validzhanov adalah wakil utama di Dagestan untuk pemimpin gerilya Kaukaus Utara, Doku Umarov, yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di bandara terpadat Moskow pada Januari yang menewaskan 37 orang. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011