Kendala vaksin lansia ini sudah dari Maret 2021. Kami terus mendorong vaksinasi secara 'door to door', vaksinasi 'mobile' hingga mengajak organisasi keagamaan untuk mendorong vaksinasi pada lansia
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan melibatkan unsur TNI-Polri hingga organisasi keagamaan di daerah dalam program serbuan vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan cakupan perlindungan bagi kelompok lanjut usia (lansia).
"Kendala vaksin lansia ini sudah dari Maret 2021. Kami terus mendorong vaksinasi secara 'door to door', vaksinasi 'mobile' hingga mengajak organisasi keagamaan untuk mendorong vaksinasi pada lansia," kata juru bicara Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan informasi melalui dashboard Vaksinasi Kemenkes, dari total 21.553.118 masyarakat sasaran vaksinasi lansia, sebanyak 16.080.041 (74,61 persen) telah menerima dosis pertama.
Sebanyak 11.351.143 (52,67 persen) di antaranya telah menerima dosis kedua. Sebanyak 1.254.660 (5,82 persen) di antaranya telah menerima dosis penguat atau booster.
"Hambatannya banyak lansia yang memiliki persepsi yang salah (tentang vaksinasi). Lansia dengan komorbid tidak mau divaksin. Banyak lansia takut disuntik," kata Siti Nadia Tarmizi y .
Secara terpisah Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran mengemukakan program serbuan vaksinasi COVID-19 ditargetkan menjangkau rata-rata 3.000 peserta untuk pemberian dosis pertama dan kedua bagi lansia dan kelompok umur lainnya.
"Di Kota Bekasi, Jawa Barat, ada sekitar 600 lansia yang akan divaksin, ini adalah hasil penyisiran dari warga lansia yang belum vaksin dosis pertama dan dosis kedua, jika ada yang sudah lengkap akan divaksin booster," katanya saat meninjau program vaksinasi lansia di Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu pagi.
Kegiatan itu melibatkan unsur TNI-Polri, pemerintah daerah serta tokoh agama untuk menjaring kaum lansia yang belum mendapat perlindungan vaksinasi.
Ia mengatakan salah satu kendala teknis yang dihadapi lansia dalam mengakses vaksinasi adalah kegagalan diproses skrining kesehatan.
"Tadi ada lansia antusias untuk divaksin. Dia sudah empat kali ikut vaksinasi baik di kelurahan dan puskesmas tetapi terkendala karena kondisi tekanan darah tinggi sehingga tidak bisa divaksin," katanya.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) Ardiansyah Bahar mendorong pemerintah daerah kreatif meningkatkan capaian vaksinasi bagi masyarakat lansia mengingat kelompok tersebut rentan terkena risiko fatal akibat COVID-19.
“Pemda harus melakukan pendekatan yang lebih persuasif. Tentu setiap orang atau kelompok masyarakat memiliki tokoh yang mereka dengarkan,” katanya.
Pemda juga harus bisa merangkul tokoh masyarakat untuk bisa membantu dalam mengajak masyarakat, terutama lansia, untuk bisa mengikuti kegiatan vaksinasi.
Selain itu, kata dia, mendorong pembentukan badan khusus yang bertugas untuk menyaring informasi-informasi hoaks seputar kesehatan, termasuk vaksin.
“Pemerintah perlu bekerja lebih keras lagi untuk membuat digitalisasi informasi mengenai COVID-19. Serta menerapkan strategi komunikasi yang jitu dengan melibatkan semua 'stakeholders',” demikian Ardiansyah Bahar.
Baca juga: Kemenkes: Masalah informasi sebabkan angka vaksinasi lansia tertinggal
Baca juga: Kemenkes matangkan kebijakan vaksinasi booster untuk lansia
Baca juga: Kemenkes: Vaksin dosis tiga lindungi lansia dari COVID-19 varian baru
Baca juga: Riset Kemenkes sebut disinformasi picu pelambatan vaksinasi lansia
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022