”Tanggapannya tidak masalah dan tidak apa-apa. Kami melihatnya biasa saja,” ujar Ketua DPD I Golkar Jawa Timur, M Sarmuji, kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, semua survei digunakan partai politik sebagai cermin, dan mereka menghormati hasilnya karena dilakukan memakai metodologi ilmiah. “Hasil survei tersebut tetap kami perhatikan dengan seksama,” ucap anggota DPR itu.
Baca juga: Airlangga: Industri EBT beri dorongan positif pertumbuhan ekonomi
Secara khusus, Sarmuji juga menyoroti perolehan suara Partai Golkar dibandingkan dengan hasil Pemilihan Umum. Ia memaparkan, pada Oktober 2018 elektabilitas Golkar di survei lembaga yang sama hanya 6,2 persen, lalu pada Maret 2019 mencapai 9,4 persen, padahal hasil Pemilu 2019 sebesar 12,31 persen.
Kendati demikian, dia tetap menempatkan semua lembaga survei sebagai sarana untuk memacu kinerja partai.
Baca juga: Airlangga apresiasi BNPB mitigasi bencana hingga pemulihan ekonomi
“Bagi kami survei bagus tidak membuat lengah, survei buruk tidak menjadikan lemah. Survei itu akan lebih memacu kerja partai. Kami akan tetap berjuang semaksimal mungkin sampai Pemilu sebagai juri terbaik yang menentukan hasilnya,” kata dia.
Sementara itu, Golkar Jatim mengawal dan berkomitmen memenangkan Airlangga Hartarto pada Pemilu Presiden 2024. Bahkan, Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar telah memerintahkan seluruh kader se-Tanah Air berkewajiban menyukseskan ketua umumnya sebagai calon presiden pada 2024.
Baca juga: Pemerintah dorong program kemitraan "closed loop" di sektor agribisnis
"Kalau ada kader yang masih bertanya kesanggupan ketua umum maka pantas dipertanyakan. Sebab, ini adalah perintah musyawarah nasional dan rapat pimpinan nasional," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Golkar, Zainudin Amali, beberapa waktu lalu saat konsolidasi pengurus di Surabaya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022